REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengecek langsung ketersediaan obat di salah satu apotek Kimia Farma di Sawangan, Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/9). Erick mengatakan, pengecekan langsung diperlukan untuk dapat memastikan ketersediaan obat-obatan, khususnya untuk Covid-19.
"Saya ingin memastikan obat-obat tersedia, jangan sampai kita lengah walaupun situasi sudah menurun," kata Erick kepada wartawan.
Erick mengatakan, ketika obat mulai sulit dicari ketika situasi Covid-19 meningkat, masih dapat dimaklumi karena permintaan tinggi. "Tapi, yang lebih bahaya lagi, ketika sudah terjadi penurunan tapi obat tidak siap, itu parah," katanya.
Dari hasil peninjauan langsung tersebut, Erick memastikan ketersediaan obat di apotek-apotek Kimia Farma masih terjaga dengan pelayanan yang optimal dari para pelayan apotek. Ia juga memastikan aplikasi Farma Plus yang disiapkan pemerintah untuk mengecek stok obat Covid-19 di apotek-apotek sudah berjalan dan bermanfaat.
Aplikasi tersebut sejauh ini sudah diterapkan seluruh apotek sehingga memudahkan masyarakat lebih cepat mendapatkan obat. "Saya rasa Kimia Farma sangat rapi dan mudah-mudahan bisa membantu pelayanan Covid-19 saat ini. Saya akan turun ke lapangan secara berkala untuk mengecek pelayanan publik oleh BUMN," ujarnya.
Obat Gratis
Erick mengingatkan masyarakat untuk juga mengakses fasilitas obat Covid-19 secara gratis melalui Puskesmas di wilayah masing-masing. Sebelumnya, pemerintah telah menyapkan 300 ribu paket obat secara gratis di Jawa-Bali dan 50 ribu paket untuk Sumatera. Selanjutnya, program penyediaan pake obat gratis diupayakan terus dilakukan agar membantu masyarakat.
Erick mengatakan, untuk akses obat Covid-19 di apotek Kimia Farma masih berbayar. Karena itu, Erick mempersilakan masyarakat memilih alternatif yang tersedia sesuai kemampuan masing-masing.
"Seperti di apotek memang berbayar, tapi saya juga sampaikan untuk sama-sama mensosialisasikan bahwa bisa mengakses obat gratis di Puskesmas," ujar Erick.