Sabtu 04 Sep 2021 21:57 WIB

Suriah Setujui Rute Distribusi Gas Mesir untuk Lebanon 

Lebanon menderita kekurangan energi yang akut

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Pengemudi mengantre di luar SPBU di tengah kekurangan bahan bakar di Beirut, Lebanon.
Foto: Anadolu Agency
Pengemudi mengantre di luar SPBU di tengah kekurangan bahan bakar di Beirut, Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS— Suriah menyambut baik permintaan Lebanon untuk mengimpor gas Mesir untuk pembangkit energi melalui wilayahnya, Sabtu (4/9)

Keputusan ini setelah para menteri Lebanon melakukan kunjungan tingkat tertinggi ke Damaskus dalam beberapa tahun. 

Baca Juga

Lebanon menderita kekurangan energi yang bahkan memaksa layanan penting termasuk rumah sakit untuk menutup atau mengurangi operasi. 

Krisis tersebut merupakan hasil dari krisis keuangan yang lebih luas yang telah menghancurkan perekonomian sejak 2019. 

Delegasi yang dipimpin Menteri Luar Negeri Lebanon Zeina Akkar, bertujuan untuk membuka jalan bagi rencana yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi kekurangan listrik di Lebanon dengan mentransmisikan listrik melalui jaringan Suriah. 

"Pihak Suriah menyambut baik permintaan tersebut dan meyakinkan bahwa pihaknya siap untuk memenuhinya," ujar sekretaris jenderal Dewan Tinggi Suriah Lebanon, Nasri Khoury, usai pertemuan tersebut. 

Rencana tersebut melibatkan penggunaan gas Mesir untuk menghasilkan listrik di Yordania. Kemudian akan ditransmisikan melalui Suriah ke Lebanon. 

Sanksi Washington terhadap Damaskus merupakan faktor rumit dalam upaya membantu Beirut melalui Damaskus. Namun anggota kongres yang mengunjungi Beirut pekan ini mengatakan Washington sedang mencari cara untuk segera mengatasi rintangan tersebut.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Lebanon, Dorothy Shea, juga mengatakan ada keinginan untuk mewujudkan rencana itu. 

Pejabat pemerintah Lebanon sebagian besar menghindari Suriah sejak perang dimulai pada 2011. Ketika itu Beirut mengadopsi kebijakan untuk menghindari konflik regional, bahkan ketika kelompok Syiah Hizbullah berjuang untuk mendukung Damaskus. 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement