Ahad 05 Sep 2021 09:19 WIB

Maskapai Afghanistan Kembali Terbang Layani Rute Domestik

Tim teknis dari Qatar membuka kembali bandara Kabul, Afghanistan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Pesawat diparkir di landasan Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 31 Agustus 2021. Taliban menguasai penuh bandara Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS terakhir meninggalkannya landasan pacu, menandai berakhirnya perang terpanjang Amerika.
Foto: AP/Khwaja Tawfiq Sediqi
Pesawat diparkir di landasan Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 31 Agustus 2021. Taliban menguasai penuh bandara Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS terakhir meninggalkannya landasan pacu, menandai berakhirnya perang terpanjang Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Ariana Afghan Airlines memulai kembali beberapa penerbangan di Afghanistan antara Kabul dan tiga kota provinsi besar pada Sabtu (4/9). Pengoperasian kembali penerbangan dilakukan setelah tim teknis dari Qatar membuka kembali bandara Kabul untuk pengiriman bantuan dan layanan domestik.

Penerbangan antara Kabul dan kota barat Herat, Mazar-i Sharif, di Afghanistan utara dan Kandahar di selatan telah dimulai. Pengumuman langsung disampaikan oleh maskapai itu dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook.

Baca Juga

"Ariana Afghan Airlines dengan bangga melanjutkan penerbangan domestiknya," katanya.

Sebelum pengumuman tersebut, Duta Besar Qatar untuk Afghanistan mengatakan tim teknis dapat membuka kembali bandara Kabul untuk menerima bantuan. Landasan pacu bandara telah diperbaiki bekerja sama dengan pihak berwenang di Afghanistan. Upaya itu sebagai langkah kecil lebih lanjut menuju kembalinya ke normalitas setelah tiga minggu terakhir.

Pembukaan kembali bandara, jalur kehidupan vital dengan dunia luar dan di seluruh wilayah pegunungan Afghanistan telah menjadi prioritas tinggi bagi Taliban. Mereka berusaha memulihkan ketertiban setelah menguasai Kabul pada 15 Agustus.

Bandara Kabul telah ditutup sejak berakhirnya pengangkutan udara besar-besaran yang dipimpin Amerika Serikat (AS) terhadap warganya, warga negara Barat lain, dan warga Afghanistan yang membantu negara-negara Barat. Berakhirnya evakuasi puluhan ribu orang itu menandai penarikan pasukan AS terakhir dari Afghanistan setelah 20 tahun perang.

Ribuan orang yang ingin meninggalkan Afghanistan, takut akan kehidupan di bawah pemerintahan Taliban, tertinggal ketika operasi evakuasi berakhir pada akhir Agustus. Padahal Taliban telah menjanjikan perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin pergi dari negara itu. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement