REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) membantah validitas laporan media Iran tentang penarikan pasukannya dari pangkalan militer di Suriah. Pasukan itu tetap menjalankan aktivitas di wilayah tersebut.
"Ini tidak benar. Standar misi kami di Suriah tetap sama. Kami membuat panggilan pagi ini untuk mengkonfirmasi hal ini," ujar juru bicara Pentagon mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan kepada RIA.
Saluran Al-Alam sebelumnya mengutip sumber militer tak dikenal pada Rabu (1/9). Sumber tersebut mengklaim bahwa AS mengevakuasi tiga pangkalan militernya. Tiga pangkalan itu berada di lapangan Al-Omar, timur Deir ez-Zor, Tall Baydar, dan Qasrak di pedesaan Al- Kegubernuran Hasakah.
Sebagian besar wilayah provinsi kaya minyak Al-Hasakah, Deir ez-Zor, dan Raqqa (Suriah utara dan timur laut) berada di bawah kendali Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh koalisi yang dipimpin oleh AS. Pihak berwenang Suriah menuduh AS bekerja untuk menyelundupkan minyak Suriah dan menjualnya ke luar negeri. Upaya itu dinilai langkah merampas dari Suriah dan menjadi pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.
Pada 2019, mantan Presiden AS Donald Trump menyetujui rencana untuk menarik pasukan AS yang dikerahkan di Suriah. Namun, sebagai akibat dari tekanan dari anggota pemerintahannya, dia kemudian memutuskan untuk mempertahankan 900 personel militer untuk memastikan kendali AS atas ladang minyak yang disita di Wilayah Jazira.