REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komodo terdaftar sebagai spesies terancam punah (endangered) pada Sabtu (4/9) dalam pembaruan Daftar Merah (Red List) satwa liar. Komodo terperangkap di habitat pulau yang lebih kecil karena air laut naik.
Sekitar 28 persen dari 138.000 spesies yang dinilai oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN) kini terancam punah di alam liar selamanya. Kepunahan ini disebabkan karena dampak destruktif aktivitas manusia terhadap alam semakin dalam.
Komodo adalah kadal terbesar yang masih hidup dan hanya ditemukan di Taman Nasional Komodo yang terdaftar sebagai Warisan Dunia dan Flores. "Spesies semakin terancam oleh dampak perubahan iklim,” kata IUCN.
Naiknya permukaan laut diperkirakan akan menyusutkan habitat kecilnya sehingga mempengaruhi 30 persen spesies selama 45 tahun ke depan. Di luar kawasan lindung, kemunduran yang menakutkan juga dengan cepat kehilangan pijakan jejak manusia meluas.
“Gagasan bahwa hewan prasejarah ini telah bergerak satu langkah lebih dekat ke kepunahan sebagian karena perubahan iklim sangat menakutkan,” kata Andrew Terry, Direktur Konservasi di Zoological Society of London.
Pesan Utama dari Kongres IUCN
Pesan utama dari Kongres IUCN, yang berlangsung di kota Prancis, Marseille adalah punahnya spesies dan perusakan ekosistem merupakan ancaman eksistensial yang setara dengan pemanasan global.
Perubahan iklim itu sendiri mengancam masa depan banyak spesies, terutama hewan dan tumbuhan endemik yang hidup di pulau-pulau kecil atau titik-titik keanekaragaman hayati tertentu.