Ahad 05 Sep 2021 15:30 WIB

Pendidikan di India Dinilai Sudah Ketinggalan Zaman

Tidak ada mekanisme di sistem pendidikan untuk pastikan performa guru usai mengajar

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Siswa yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona menghadiri kelas saat sekolah dibuka kembali setelah ditutup selama berbulan-bulan karena pandemi COVID-19 di Ahmedabad, India, Senin, 11 Januari 2021.
Foto: AP/Ajit Solanki
Siswa yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona menghadiri kelas saat sekolah dibuka kembali setelah ditutup selama berbulan-bulan karena pandemi COVID-19 di Ahmedabad, India, Senin, 11 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Teknik pengajaran India disebut sudah ketinggalan zaman. Ia menuturkan India harus mulai bergerak dari pendidikan tradisional ke teknik pendidikan modern. Guru sekolah yang memenangkan Hadiah Guru Dunia tahun 2020 Ranjitsinh Disale mengatakan India harus melengkapi guru dengan teknik dan teknologi untuk memberikan pendidikan terbaik pada siswa abad 21.

Hal ini ia sampaikan satu hari sebelum Hari Guru India yang jatuh pada tanggal 5 September. "Kita juga harus mengikuti apa yang terjadi di ruang kelas (untuk menentukan) apakah pelatihan digunakan dengan efektif. Tidak ada mekanisme dalam sistem pendidikan untuk memastikan performa guru usai mereka mengajar," kata Disale pada Anadolu Agency, Sabtu (4/9).

Baca Juga

Ia mengatakan guru tidak dihormati dan harusnya guru dibiarkan fokus untuk mengajar, bukan diminta melakukan tugas yang lain yang tidak berkaitan dengan keahliannya. "Selama pandemi kami melihat banyak tempat, mereka diminta melakukan tugas di luar tugas sekolah seperti mengendalikan kerumunan, di banyak tempat mereka terlibat dalam vaksinasi," tambah Disale.

Dia juga membahas upaya mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan. Ia mengatakan memberdayakan siswa terutama siswi adalah langkah yang diperlukan saat ini. "Opini pribadi saya, kami harus mulai berinvestasi pada pendidikan anak perempuan. Potensi mereka belum ditemukan. Kami harus memberdayakan anak perempuan," katanya.

"Karena besarnya angka anak perempuan putus sekolah, saya pikir saatnya untuk bertindak, ini masalah pemerintah," tambah Disale.

Disale adalah guru sekolah dasar di sebuah desa di sebelah barat Negara Bagian Maharashtra. Ia memenangkan lima juta dolar AS dari Hadiah Guru Dunia yang disponsori Varkey Foundation dan digelar bersama Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).  

Pria berusia 33 tahun itu dikenal atas upaya mendorong pendidikan pada anak perempuan serta otak di balik QR code buku ajar sekolah di India. Ia mengatakan negaranya harus menggunakan 'kebijakan siswa sentris' di mana para siswa dapat dengan bebas 'belajar apa yang ingin mereka pelajari dan di mana pun yang mereka inginkan'.

"Kami harus melengkapi mereka (para guru) dengan teknik dan teknologi yang lebih baik. Di India guru abad 21 membutuhkan teknik pengajaran abad 21," kata Disale.

"Selama pandemi guru dilatih bagaimana caranya mengajak secara daring tapi siswa tidak dilatih belajar secara daring," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement