REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Cerai atau berpisah karena kematian suami, saat ini semakin banyak Muslimah Amerika yang diketahui menjadi orang tua tunggal bagi anak-anaknya. Banyak juga yang berpisah karena telah masuk Islam dan harus berpisah dengan suaminya.
Dilansir dari Islamweb, saat ini mudah menemukan Muslimah di sekitar kita yang membesarkan putra dan putri mereka di bawah naungan pusat-pusat Islam setempat. Meski banyak yang menutupinya, mereka kelelahan dalam membesarkan anak-anak sendirian.
Sebenarnya, di masa lalu banyak orang sangat menghindari pilihan bercerai. Banyak wanita menguatkan hati untuk terus bersama dalam hubungan demi anak-anaknya, meskipun dalam ajaran Islam perceraian bukan hal yang dilarang.
Perceraian bahkan kadang-kadang menjadi pilihan terbaik yang merasa sengsara dalam sebuah hubungan. Namun, bahkan jika perceraian terbukti menjadi keputusan terbaik bagi keluarga, itu sama sekali bukan keputusan yang mudah untuk dibuat dan dijalani.
"Menjadi orang tua tunggal tidak menyenangkan. Ini adalah kesulitan,” kata seorang ibu tunggal di Kalifornia Selatan.
Tapi banyak juga yang memutuskan terus mempertahankan hubungan meski sudah merasa tidak sanggup. Hal ini karena banyak budaya masih menganggap perceraian sebagai pilihan memalukan.
Karena itu, umat Muslim dianjurkan membantu satu sama lain, terutama bagi para orang tua tunggal. Seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW tentang membantu sesama Muslim agar beban dirinya juga diringankan. Islam mengajarkan untuk saling membantu dan peka terhadap kondisi masyarakat atau saudara Muslim lainnya.
"Ada banyak yang bisa kita lakukan. Seorang saudara dalam komunitas dapat menawarkan untuk membawa putra seorang ibu tunggal ke pertandingan bola basket remaja. Dia dapat menawarkan mengajarinya tentang peran dan tanggung jawab seorang pria Muslim. Dan seorang saudari dapat menawarkan dukungan ibu tunggal dan, terkadang hadiah terbaik dari semuanya, waktu," jelas penulis dan pemerhati isu Muslimah, Salma Sanwari.