REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Militan Taliban di Afghanistan telah menembak mati seorang polisi wanita (polwan) di sebuah kota provinsi. Wanita itu, yang disebut di media lokal sebagai Banu Negar, dibunuh di rumah keluarganya di depan kerabatnya di Firozkoh, ibu kota provinsi Ghor tengah.
Pembunuhan itu terjadi di tengah meningkatnya laporan tentang meningkatnya penindasan terhadap perempuan di Afghanistan. Taliban mengatakan mereka tidak terlibat dalam kematian Negar dan sedang menyelidiki insiden tersebut.
"Kami mengetahui insiden itu dan saya memastikan Taliban tidak membunuhnya, penyelidikan kami sedang berlangsung," ujar Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujaheed, dilansir BBC pada Senin (6/9).
Dia menambahkan Taliban telah mengumumkan amnesti bagi orang-orang yang bekerja untuk pemerintahan sebelumnya dan menempatkan pembunuhan Negar ke permusuhan pribadi atau penyebab yang lain. Rincian insiden tersebut masih samar karena banyak orang di Firozkoh takut akan pembalasan jika mereka berbicara. Namun tiga sumber mengatakan Taliban memukul dan menembak mati Negar di depan suami dan anak-anaknya pada Sabtu (4/9).
Kerabat menyediakan gambar grafis yang menunjukkan darah berceceran di dinding di sudut ruangan dan tubuh serta wajahnya rusak parah. Keluarga mengatakan Negar, yang bekerja di penjara setempat, sedang hamil delapan bulan.
Baca juga : Taliban Wajibkan Mahasiswi Pakai Niqab dan Abaya
Menurut kerabat Negar, tiga pria bersenjata tiba di rumah itu pada Sabtu (4/9) dan menggeledahnya sebelum mengikat anggota keluarga itu. Para penyusup terdengar berbicara bahasa Arab, kata saksi.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus, Taliban telah berusaha untuk menggambarkan diri mereka sebagai lebih toleran daripada yang ditunjukkan oleh reputasi global mereka. Akan tetapi insiden kebrutalan dan penindasan masih dilaporkan di beberapa bagian Afghanistan.
Kelompok hak asasi manusia telah mendokumentasikan pembunuhan balas dendam, penahanan, dan penganiayaan terhadap minoritas agama. Taliban telah mengatakan secara resmi mereka tidak akan mencari pembalasan terhadap mereka yang bekerja untuk pemerintah sebelumnya.