Mahasiswa menunjukkan cara kerja prototipe alat pendeteksi penyakit saraf tangan terjepit ( Carpal tunnel syndrome) hasil inovasinya di Fakultas Kedokteran, UMM, Malang, Jawa Timur, Senin (6/9/2021). Alat yang dilengkapi dengan sensor gerak (flex) berbasis mikrokontroler tersebut diharapkan mampu membantu atlit Esport serta para pemetik teh dalam mendeteksi penyakit saraf tangan terjepit akibat aktivitas gerak tangan yang berat. (FOTO : ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Mahasiswa menunjukkan cara kerja prototipe alat pendeteksi penyakit saraf tangan terjepit ( Carpal tunnel syndrome) hasil inovasinya di Fakultas Kedokteran, UMM, Malang, Jawa Timur, Senin (6/9/2021). Alat yang dilengkapi dengan sensor gerak (flex) berbasis mikrokontroler tersebut diharapkan mampu membantu atlit Esport serta para pemetik teh dalam mendeteksi penyakit saraf tangan terjepit akibat aktivitas gerak tangan yang berat. (FOTO : ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Mahasiswa menunjukkan cara kerja prototipe alat pendeteksi penyakit saraf tangan terjepit ( Carpal tunnel syndrome) hasil inovasinya di Fakultas Kedokteran, UMM, Malang, Jawa Timur, Senin (6/9/2021). Alat yang dilengkapi dengan sensor gerak (flex) berbasis mikrokontroler tersebut diharapkan mampu membantu atlit Esport serta para pemetik teh dalam mendeteksi penyakit saraf tangan terjepit akibat aktivitas gerak tangan yang berat. (FOTO : ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Mahasiswa menunjukkan cara kerja prototipe alat pendeteksi penyakit saraf tangan terjepit ( Carpal tunnel syndrome) hasil inovasinya di Fakultas Kedokteran, UMM, Malang, Jawa Timur, Senin (6/9/2021).
Alat yang dilengkapi dengan sensor gerak (flex) berbasis mikrokontroler tersebut diharapkan mampu membantu atlit Esport serta para pemetik teh dalam mendeteksi penyakit saraf tangan terjepit akibat aktivitas gerak tangan yang berat.
sumber : Antara
Advertisement