Senin 06 Sep 2021 13:56 WIB

Perindo Komitmen Tingkatkan Serapan Ikan Nelayan 

Perindo juga menggenjot produksi bahan pakan ikan dan udang di Pabrik Pakan Subang.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Kantor Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo).
Foto: Dok BUMN
Kantor Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perikanan Indonesia (Persero) atau Perindo telah hadir memberikan dukungan konkret kepada nelayan dan petambak dengan penyerapan ikan dan produksi bahan pakan ikan dan udang. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir agar perusahaan BUMN bidang perikanan mampu mengangkat kesejahteraan para nelayan serta petambak.

Direktur Utama Perindo Fatah Setiawan Topobroto mengatakan perseroan berkomitmen menjadi solusi untuk kesejahteraan bangsa dengan fokus utamanya menyejahterakan mitra nelayan dan petambak. Untuk mendukung nelayan dan petambak menjalankan bisnis perikanan, ucap Fatah, Perindo Indonesia menggenjot produksi bahan pakan ikan dan udang di Pabrik Pakan di Sukamandi, Subang, Jawa Barat.

"Hingga semester I 2021, total produksi pakan mencapai 727.320 kilogram. Produksi ini terdiri atas pakan benih ikan tawar, pakan ikan mas, pakan ikan nila, pakan ikan lele, dan pakan udang," ujar Fatah dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (6/9).

Fatah mengatakan Perindo akan terus mendukung mitra petambak dan nelayan dengan mengembangkan kualitas dan kuantitas pakan ikan dan udang dengan brand Muara.

Selain pabrik pakan, ungkap Fatah, Perindo konsisten meningkatkan serapan ikan nelayan dari Sabang sampai Merauke. Fatah menjelaskan, hasil serapan ikan perseroan hingga Agustus 2021 mencapai 1.904 ton. Realisasi serapan ikan ini merupakan hasil tangkapan nelayan di beberapa daerah di Indonesia seperti Simeulue, Lampulo, Belawan, Tanjung Pandan, Natuna, Pekalongan, Pati, Bitung, Tahuna, Makasar, Bacan, dan Merauke.

Fatah memerinci hasil laut tangkapan nelayan yang diserap Perindo antara lain Cakalang, Baby Tuna, Deho, Cumi, Kerapu, Kakap, Silago, Manyung, Layang, Tongkol, hingga Yellowfin.

"Selain tangkapan nelayan, Perindo juga menggandeng mitra nelayan dan petambak untuk budidaya udang. Budidaya yang digarap yaitu udang, bandeng dan kakap. Produksi budidaya hingga semester I 2021 mencapai 15,38 ton," ucap Fatah.

Fatah menambahkan produk ikan yang diserap dari nelayan dan petambak selanjutnya akan dimanfaatkan untuk diolah di Unit Pengolahan Ikan (UPI) milik Perindo. Selanjutnya hasil pengolahannya dijual melalui marketplace secara daring, kerja sama reseller, dan bahan paket bantuan sosial.  

Selain itu, sambung Fatah, hasil tangkapan ikan juga disalurkan ke Badan Usaha Milik Desa yang bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta disalurkan ke Warung Tetangga yang bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

"Hasil serapan ikan nelayan juga dimanfaatkan untuk bahan baku industri dalam negeri, ekspor dan sebagian disimpan di 14 Cold Storage di seluruh Indonesia yang dikelola Perindo," ungkap Fatah.

Fatah menyampaikan PT Perikanan Indonesia (Persero) telah berganti status badan hukum dari sebelumnya Perusahaan Umum (Perum) per 5 Agustus 2021. 

Sesuai PP Nomor 76 Tahun 2021, perseroan akan melaksanakan kegiatan usaha di bidang bisnis perikanan dan pengusahaan di pelabuhan perikanan meliputi penyelenggaraan pakan ikan, dan perdagangan ikan. Selain itu, ucap Fatah, Perindo mengelola bisnis perikanan lainnya meliputi pelayanan bongkar muat ikan, pengolahan hasil perikanan, distribusi ikan dan, pabrik es dan penyediaan sarana kepelabuhanan perikanan. Fatah menyebut perusahaan terus berupaya menerapkan ekosistem pangan ikan melalui pemberdayaan mitra nelayan dan petambak dari Sabang sampai Merauke. 

"Terdapat ribuan mitra nelayan dan pelaku usaha perikanan yang kami berdayakan untuk meningkatkan bisnis perikanan," ujar Fatah.

Perindo berkomitmen mendukung ketahanan pangan ikan secara nasional. Oleh karenanya melalui mitra nelayan, perseroan terus tingkatkan swasembada ikan mulai dari hulu ikan tangkapan nelayan hingga ke hilir pendistribusian ikan sinergi dengan BUMN pangan lain sektor perdagangan dan logistik.  

"Perindo juga menggenjot pendistribusian hasil tangkapan nelayan secara digital bekerja sama dengan platform e-commerce untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok ikan," kata Fatah menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement