REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Klaster Pangan, PT Berdikari (persero) menyatakan, importasi daging sapi beku asal Brasil tetap berjalan lantaran dipastikan stok yang masuk aman dikonsumsi dan mendapat sertifikat halal. Konfirmasi tersebut disampaikan seiring ditemukannya penyakit sapi gila di Brasil.
Brasil sebelumnya menyatakan menangguhkan ekspor daging sapi ke China usai Kementerian Pertanian Brasil mengkonfirmasi temuan dua kasus penyakit sapi gila yang tidak biasa di negara bagian Mato Grosso dan Minas Gerais.
Sekretaris Perusahaan Berdikari, Dheni Karmavina, menjelakan, Berdikari hingga saat ini tidak pernah melakukan pemesanan daging sapi beku dari kedua wilayah tersebut. Dengan kata lain, temuan kasus tersebut tidak berdampak pada pemesanan sapi ke penyuplai Berdikari, yakni Minerva dan JBS.
"Daging sapi beku yang diekspor oleh supplier Berdikari telah lulus uji kesehatan dan halal serta tersertifikasi secara resmi," kata Dheni kepada Republika.co.id, Senin (6/9).
Dheni menambahkan, Minerva dan JBS juga telah memperoleh sertifikasi halal dari lembaga resmi yang berwenang di Indonesia.
Sejauh ini, Berdikari telah memesan sebanyak 12.355 ton daging sapi beku dari Brasil. Adapun dari total pemesanan itu, sebanyak 6.915 ton sudah masuk ke Indonesia. "Sisanya masih dalam proses produksi dan pengiriman," ujar dia.
Tahun ini Berdikari mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengimpor daging sapi beku Brasil sebanyak 20 ribu ton. Pemilihan Brasil sebagai salah satu pemasok daging sapi yakni lantaran melonjaknya harga daging sapi global, khususnya dari Amerika Serikat dan Australia yang menjadi salah satu produsen global.
Akibat situasi itu, rata-rata harga daging sapi Brasil juga naik sekitar 30 persen dari tahun lalu. Meski demikian, harga daging sapi Brasil dianggap masih lebih rendah ketimbang AS dan Australia.
Adapun temuan penyakit sapi gila tersebut, seperti dilansir dari Reuters pada Senin (6/9), terkonfirmasi setelah sampel dari sapi dikirim ke laboratorium Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) di Alberta, Kanada. OIE kemudian diberitahu tentang dua kasus tersebut, sesuai dengan aturan internasional. Kementerian Pertanian mengatakan tidak ada risiko terhadap kesehatan hewan atau manusia.
Menurut Kementerian Pertanian Brasil, penyakit sapi gila terebut berkembang secara spontan dan tidak terkait dengan makanan yang terkontaminasi. Brasil tidak pernah memiliki kasus penyakit sapi gila biasa sebelumnya.
Adapun penangguhan ekspor sapi Brasil ke China menjadi pukulan besar bagi peternak Brasil. Sebab, China dan Hong Kong membeli lebih dari setengah ekspor daging sapi negara ini.
Pemerintah Brasil berharap penangguhan itu segera dicabut. Sektor agribisnis yang kuat di Brasil adalah salah satu pendorong utama ekonominya yang telah lama tertinggal. Adapun China adalah mitra dagang utama Brasil karena membeli sejumlah besar komoditasnya.