REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Banten dikabarkan bakal melakukan revitalisasi Tugu Pamulang yang berada di bundaran Jalan Siliwangi, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Tugu Pamulang beberapa waktu lalu, viral lantaran menjadi bahan olok-olok warganet.
Hal itu terkait desain dengan hasil pembangunan Tugu Pamulang yang berbeda jauh. Alhasil, keberadaan Tugu Pamulang bakal ditinjau ulang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Banten, Arlan Marzan mengatakan, revitalisasi akan dimulai pada akhir Oktober 2021. Hal itu dilakukan usai diumumkan pemenang sayembara desain Tugu Pamulang.
"Nanti sayembara selesai hasilnya kita buat desainnya langsung, mungkin di akhir Oktober kita lakukan perbaikan, menyesuaikan dengan desain," ujar Arlan saat dihubungi wartawan di Kota Tangerang, Senin (6/9).
Dia menjelaskan, saat ini, Dinas PUPR Banten masih membuka penerimaan karya desain hingga 15 September 2021. Sejauh ini, sudah lebih dari 1.000 karya desain yang masuk.
"Sayembara Tugu Pamulang kita sudah ada 1.013 peserta sekarang sudah masuk. Sampai tanggal 15 tahapan masukan hasil karya. Ada tahapan penjurian selama tujuh hari, habis itu baru diumumkan," terangnya.
Arlan memastikan, nantinya Tugu Pamulang yang saat ini direnovasi menyesuaikan desain dari perancang yang menang dalam sayembara. Desain tersebut ditargetkan dapat menginterpretasikan 'wajah' Kota Tangsel, khususnya Kecamatan Pamulang.
"Kita cuma penyesuaian desain saja. Pak Gubernur (Wahidin Halim) menangkap ide-ide dari warga Banten, khususnya Pamulang lah ya, bagaimana kreatif terhadap desainnya," kata Arlan.
Terkait anggaran renovasi Tugu Pamulang, Arlan menyebut, pihaknya mengalokasikan ratusan juta. Arlan mengatakan, dengan renovasi tersebut, anggaran pembangunan Tugu Pamulang yang saat ini berdiri tidak terbuang percuma. Pasalnya, peserta sayembara dipersyaratkan mengikuti kerangka eksisting dari Tugu Pamulang yang sudah ada.
"Kita sudah anggarin Rp 200 juta. Salah satu persyaratan bagi peserta harus menggunakan rangka eksisting. Enggak (anggaran sebelumnya tidak terbuang)," jelasnya.
Tugu Pamulang yang digadang-gadang sebagai ikon Pamulang tersebut dianggap tidak merepresentasikan wajah Pamulang yang sesungguhnya. Terlebih tugu yang selesai dibangun sangat jauh berbeda dengan rancangan desain. Kritik pedas hingga olok-olok dari publik, khususnywa arganet di media sosial pun berdatangan.
Menanggapi kegaduhan itu, Gubernur Banten Wahidin Halim menggelar sayembara desain Tugu Pamulang untuk menjaring partisipasi dan aspirasi masyarakat. Total hadiah dalam kompetisi tersebut mencapai Rp 20 juta yang dananya bersumber dari kantong pribadi Wahidin.
"Kompetisi terbuka mengenai ide atau gagasan desain ini memberikan kesempatan kepada publik untuk berpartisipasi dalam menghasilkan desain-desain yang inovatif dan terbaik," kata Wahidin dalam keterangannya.