Senin 06 Sep 2021 17:44 WIB

Iran Kutuk Serangan Taliban ke Lembah Panjshir

Eskalasi pertempuran di Lembah Panjshir harus diselesaikan melalui dialog.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, ambil bagian dalam latihan, di provinsi Panjshir, Afghanistan timur laut, Minggu, 29 Agustus 2021.
Foto: AP/Jalaluddin Sekandar
Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, ambil bagian dalam latihan, di provinsi Panjshir, Afghanistan timur laut, Minggu, 29 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran mengutuk keras serangan militer yang dilancarkan Taliban ke Lembah Panjshir, Afghanistan. Taliban memang hendak menguasai daerah tersebut dari Front Perlawanan Nasional Afghanistan (FPNA)

“Kabar yang datang dari Panjshir benar-benar mengkhawatirkan. Serangan itu sangat dikutuk,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh kepada awak media pada Senin (6/9), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Khatibzadeh menilai, eskalasi pertempuran di Lembah Panjshir harus diselesaikan melalui dialog. Proses itu mesti dilangsungkan di hadapan para tetua Afghanistan. “Taliban harus sama-sama menghormati kewajiban mereka dalam hal hukum internasional dan komitmen mereka,” ujarnya.

Dia menekankan, Iran bakal berusaha berperan dalam proses perdamaian di Afghanistan. “Iran akan bekerja untuk mengakhiri semua penderitaan rakyat Afghanistan demi mendirikan pemerintahan perwakilan untuk semua warga di sana,” kata Khatibzadeh.

Menyinggung Pakistan, Khatibzadeh mengatakan Iran mengecam semua intervensi asing dalam urusan Afghanistan. “Kami ingin memberi tahu teman-teman kami, dan mereka yang mungkin membuat kesalahan strategis memasuki Afghanistan dengan niat berbeda, bahwa Afghanistan bukanlah negara yang menerima musuh (atau) agresor di wilayahnya,” ucapnya.

Pernyataan Khatibzadeh merupakan kritik perdana Iran terhadap Taliban sejak kelompok itu menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu. Saat Taliban menguasai Afghanistan pada 1996-2001, Teheran tak mengakui pemerintahan mereka.

Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu, mereka belum berhasil merebut Lembah Panjshir yang menjadi basis FPNA atau gerakan aliansi utara.  Kelompok itu dipimpin Ahmad Massoud. Ia adalah putra Ahmad Shah Massoud, pemimpin utama perlawanan anti-Soviet di Afghanistan pada 1980-an.

 

Sebelumnya Taliban telah menyerukan Massoud untuk menyerahkan kendali atas Lembah Panjshir. Namun seruan itu ditolak. Massoud justru mendorong pembentukan pemerintahan inklusif di Afghanistan, dengan turut menyertakan Taliban. Tapi usulan tersebut tak digubris Taliban.

Saat ini Taliban dan FPNA masih terlibat pertempuran di Lembah Panjshir. Mereka saling mengklaim menjadi pihak yang unggul dalam konfrontasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement