REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menyebut pelaksanaan ganjil genap kendaraan sejak Jumat (3/9) hingga Ahad (5/9) kemarin efektif menekan mobilitas kendaraan yang berada dari luar Kota Bandung. Namun, belum efektif untuk menekan mobilitas kendaraan di wilayah aglomerasi Bandung Raya.
"Sangat efektif (ganjil genap) cuma algomerasi tidak efektif dari Kabupaten Bandung, Bandung Barat masih ada yang berkeliaran di Kota Bandung apalagi di Dago dan Lembang," ujar Kabid Pengendalian dan Ketertiban Transportasi Dishub Kota Bandung, Asep Kuswara saat dihubungi, Senin (6/9).
Ia menuturkan, langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi mobilitas kendaraan di wilayah aglomerasi yaitu dengan semakin memperketat. Pihaknya hanya menyediakan anggota dan sarana prasarana selama masa ganjil genap kendaraan.
"Itu (kebijakan) pimpinan," ujarnya. Asep melanjutkan, pada hari pertama pelaksanaan ganjil genap masih terdapat kendaraan yang mencoba masuk ke Kota Bandung hingga akhirnya diputar balik.
"Mungkin orang tidak tahu ganjil genap, kami sudah on air di Jakarta koordinasi sama Jasa Marga. Mungkin coba-coba dalam hal ke Bandung takut hoaks atau gimana ternyata di Bandung ada ganjil genap sehingga diputar balikan," katanya.
Ia menuturkan, pada hari kedua Sabtu dan ketiga Minggu pelaksanaan ganjil genap mobilitas kendaraan relatif lebih menurun. Terkait angka penurunan kendaraan dan yang diputar balik, pihaknya masih melakukan pendataan.
Sebelumnya, pelaksanaan ganjil genap kendaraan dilaksanakan di lima gerbang tol di Kota Bandung yaitu Tol Pasteur, Tol Pasirkoja, Tol Buah Batu, Tol Moch Toha dan Tol Kopo. Pelaksanaan ganjil genap kendaraan dilakukan sejak pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB.