Selasa 07 Sep 2021 01:56 WIB

AS Peringatkan Kemungkinan Perang Saudara di Afghanistan

'Kondisi di sana mengarah pada pembentukan kembali al-Qaeda atau pertumbuhan ISIS atau kelompok-kelompok teroris lainnya,' kata Jenderal Mark Milley - Anadolu Agency

Red: Nur Aini
Perang saudara kemungkinan meletus di Afghanistan setelah penarikan pasukan Amerika dari negara yang dilanda perang itu.
Perang saudara kemungkinan meletus di Afghanistan setelah penarikan pasukan Amerika dari negara yang dilanda perang itu.

 

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Perang saudara kemungkinan meletus di Afghanistan setelah penarikan pasukan Amerika dari negara yang dilanda perang itu.

"Kondisi di Afghanistan kemungkinan akan berkembang menjadi perang saudara," kata Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley kepada Fox News.

Dia juga mengungkapkan keraguannya terhadap pemerintahan Taliban di masa depan.

"Saya tidak tahu apakah Taliban akan mampu mengkonsolidasikan kekuasaan dan membangun pemerintahan," tambah Milley.

"Selain perang saudara, kondisi di sana mengarah pada pembentukan kembali al-Qaeda atau pertumbuhan ISIS atau kelompok-kelompok teroris lainnya,” ujar dia.

Menurut jenderal itu, kebangkitan terorisme di wilayah itu dapat terjadi dalam 12, 24, 36 bulan. Pada 31 Agustus, AS mengumumkan penyelesaian penarikan seluruh pasukannya dari Afghanistan, mengakhiri perang terpanjang dalam sejarah Amerika.

Dua pekan sebelum penarikan pasukan, Taliban mengambil alih ibu kota Afghanistan, Kabul, menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat ketika ribuan orang berbondong-bondong menuju bandara kota untuk melarikan diri dari negara itu. Sekitar 130.000 orang, termasuk warga Amerika dan Afghanistan, telah diterbangkan ke luar negeri sebagai bagian dari operasi evakuasi besar-besaran.

 

 

 

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/as-peringatkan-kemungkinan-perang-saudara-meletus-di-afghanistan-/2356881
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement