REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor sedang melakukan persiapan dan verifikasi terhadap sekolah-sekolah, jelang uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Salah satu hal yang sedang dilakukan yakni meminta ulang izin orangtua.
Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi mengatakan, izin orangtua tersebut diminta melalui surat pernyataan. “Jadi siswa yang enggak bisa sekolah itu, yang enggak ada izin orangtua. Itu yang kita minta dalam bentuk surat pernyataan,” ujar Hanafi kepada Republika, Senin (6/9).
Lebih lanjut, Hanafi menegaskan, izin dari orangtua tersebut diminta ulang. Bukan menggunakan izin yang diberikan saat uji coba PTM pada Mei lalu. “Karena dua bulan lalu dan saat ini mungkin saja ada perubahan mindset masyarakat. Yang tadinya tidak setuju bisa saja sekarang setuju, dan sebaliknya,” tuturnya.
Selain izin orangtua, lanjut dia, Disdik Kota Bogor juga melakukan verifikasi terhadap kondisi infrastruktur yang sudah disiapkan sekolah. Mulai dari fasilitas cuci tangan dan Satgas Covid-19 dari sekolah.
Hal itu diverifikasi bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor dan puskesmas di masing-masing wilayah. Kemudian, sambung Hanafi, guru-guru dan pelajaran juga disiapkan. Termasuk juga berapa kali uji coba PTM dilaksanakan dalam sepekan.
“Jadi mempersiapkan PTM tidak sederhana. Banyak aspek yang harus kita lakukan. Tapi sambil berjalan, juga sambil divaksinasi anak-anak kita,” jelasnya.
Hanafi menyebutkan, uji coba PTM akan dilaksanakan di 37 SMP negeri dan swasta. Serta 36 SD yang diprioritaskan pada kelas 4, 5, dan 6. Dia menambahkan, pihaknya tidak ingin terburu-buru dalam melaksanakan uji coba PTM, lantaran seluruhnya harus disiapkan secara teknis.
Jika uji coba PTM tidak bisa dilaksanakan pada pekan ke-dua September, uji coba PTM bisa dipindah pada waktu lain. Selain bersama Dinkes Kota Bogor, Hanafi menyebutkan, pihaknya melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain dalam pelaksanaan uji coba PTM. Seperti, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Satpol PP, dan TNI-Polri.
“Masing-masing (daerah) berbeda, saya nggak mau sembrono. Ini menyangkut kesehatan masyarakat, kesehatan anak, makanya harus hati-hati,” jelasnya.