Senin 06 Sep 2021 21:01 WIB

Front Perlawanan akan Terus Perangi Taliban

FPNA menolak tunduk pada Taliban dan menuntun pembentukan pemerintahan inklusif

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
 Kendaraan lapis baja milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra Ahmad Shah Massoud, terlihat di Lembah Panjshir, utara Kabul, Afghanistan, Rabu (25/8). Lembah Panjshir adalah wilayah terakhir yang tidak berada di bawah kendali Taliban. serangan kilat di Afghanistan.
Foto: AP/Jalaluddin Sekandar
Kendaraan lapis baja milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra Ahmad Shah Massoud, terlihat di Lembah Panjshir, utara Kabul, Afghanistan, Rabu (25/8). Lembah Panjshir adalah wilayah terakhir yang tidak berada di bawah kendali Taliban. serangan kilat di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Front Perlawanan Nasional Afghanistan (FPNA) berjanji akan terus memerangi Taliban di Lembah Panjshir. Hal itu diutarakan saat Taliban mengklaim sudah menguasai daerah tersebut.

FPNA mengatakan, pasukan mereka masih dalam posisi strategis di seberang Lembah Panjshir. “Perjuangan melawan Taliban dan sekutu mereka akan berlanjut,” kata FPNA dalam sebuah pernyataan pada Senin (6/9).

Baca Juga

Sebelum merilis pernyataan itu, Taliban mengklaim sudah berhasil menguasai Lembah Panjshir. “Provinsi Panjshir sepenuhnya jatuh ke tangan Imarah Islam Afghanistan,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

Dia menyebut sejumlah anggota FPNA tewas dalam pertempuran sementara sekelompok lainnya melarikan diri. “Dengan kemenangan ini dan upaya terbaru, negara kita telah keluar dari pusaran perang dan rakyat kita akan memiliki kehidupan yang bahagia dalam damai, kebebasan, dan kebebasan di seluruh negeri,” ucap Mujahid.

Mujahid meyakinkan rakyat Panjshir bahwa Taliban tidak akan menerapkan tindakan diskriminatif terhadap mereka. Secara etnis, penduduk Panjshir memang berbeda dengan Taliban. Mayoritas dari mereka beretnis Pashtun dan memerangi Taliban saat ia menguasai Afghanistan pada 1996-2001.

“Mereka (penduduk Panjshir) adalah saudara kita dan akan bekerja sama untuk tujuan bersama serta kesejahteraan negara,” ujar Mujahid.

Saat pertempuran berkecamuk di Lembah Panjshir pada Ahad (5/9) lalu, Massoud mengatakan dia menyambut baik proposal dari para cendekiawan agama untuk menyelesaikan konfrontasi dengan Taliban lewat negosiasi. Beberapa upaya pembicaraan sebenarnya telah dilakukan setelah pertempuran pecah dua pekan lalu. Namun seluruhnya berujung kegagalan. Tak ada pihak yang mau disalahkan atas kebuntuan tersebut.

Taliban mulai menguasai kembali Afghanistan pada 15 Agustus lalu. Namun FPNA menolak tunduk dan menyatakan siap memerangi Taliban jika kelompok itu enggan membentuk pemerintahan inklusif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement