Senin 06 Sep 2021 22:12 WIB

Kasus Turun, Jokowi Minta Masyarakat tak Euforia Berlebihan

Kenaikan kasus dapat kembali terjadi jika masyarakat lengah.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta masyarakat agar tak melakukan euforia berlebihan seiring dengan penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air. Ia mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 tak akan bisa hilang sepenuhnya sehingga kenaikan kasus dapat kembali terjadi jika masyarakat lengah.

Hal ini disampaikannya saat memimpin rapat terbatas evaluasi PPKM di Istana Presiden, Jakarta, yang digelar secara tertutup dan baru diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Senin (6/9) malam.

Baca Juga

"Kita semuanya bersama-sama harus menyampaikan kepada masyarakat, kepada rakyat bahwa yang namanya Covid ini tidak mungkin hilang secara total. Yang bisa kita (lakukan) adalah mengendalikan. Ini penting. Statement ini penting sekali supaya tidak terjadi euforia yang berlebihan, senang-senang yang berlebihan," ujar Jokowi.

Dalam tiga hari terakhir ini, lanjutnya, terjadi penurunan kasus positif harian serta penurunan angka bed occupancy ratio (BOR) nasional. Angka BOR nasional tercatat turun dari 21 persen pada tiga hari sebelumnya menjadi 19 persen pada hari ini.

"Saya melihat BOR nasional kita 21 (persen) tiga hari yang lalu turun 20 (persen) kemudian sekarang di angka 19 (persen). Wisma Atlet 11 (persen) tiga hari yang lalu 11 (persen) kemudian hari ini 9 persen," ucapnya. 

Meski mengalami tren penurunan yang cukup signifikan, Jokowi tak ingin masyarakat menjadi lengah dan melakukan berbagai kegiatan normal seperti sebelum pandemi. Kegiatan masyarakat yang tanpa pengawasan inipun dinilainya berbahaya karena dapat berpotensi meningkatkan jumlah kasus.

"Berita-berita ini dulu-dulu penting, tapi sekarang jangan sampai informasi seperti ini disalahmengertikan bahwa sudah boleh ini, sudah boleh ini, sudah boleh ini, ini yang berbahaya," ujar dia.

Presiden meminta jajarannya agar mengevaluasi daerah mana saja yang mengalami kenaikan maupun penurunan kasus. Sehingga pemerintah dapat mengambil kebijakan terkait perkembangan kasus di berbagai daerah guna menekan angka penambahan kasus aktif.

"Kita tahu dulu kasus aktif kita sampai 500an ribu, hari ini seingat saya di angka 150an ribu," tambah Jokowi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement