REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memulai kunjungan atau tur 'terima kasih' ke negara-negara Teluk secara terpisah pada Ahad (5/9). Kunjungan tersebut merupakan cara AS berterima kasih kepada sekutu karena membantu Washington mengevakuasi ribuan orang keluar dari Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa.
Blinken melakukan perjalanan ke Qatar. Dia akan mampir ke Jerman untuk meninjau pengungsi Afghanistan di pangkalan udara Ramstein yang sedang menunggu izin untuk melakukan perjalanan ke AS. Selama di Jerman, dia akan menghadiri pertemuan virtual dengan rekan-rekan dari 20 negara lainnya.
"Menteri akan menyampaikan rasa terima kasih dari Amerika Serikat kepada pemerintah Jerman karena telah menjadi mitra di Afghanistan selama 20 tahun terakhir dan atas kerja sama Jerman dalam operasi transit yang memindahkan orang keluar dari Afghanistan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
Sementara Austin berencana untuk memulai perjalanannya dengan mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin Qatar atas kerja sama mereka selama pengangkutan udara di Kabul. Qatar mengizinkan penggunaan pangkalan udara al-Udeid untuk tempat singgah sementara bagi pengungsi AS sebelum melanjutkan perjalanan.
Selain itu, Qatar sepakat menjadi tuan rumah untuk misi diplomatik Amerika bagi Afghanistan. Qatar juga telah menawarkan bantuan untuk membantu membuka kembali bandara Kabul bekerja sama dengan Taliban.
Selama singgah di Bahrain, Austin berencana untuk melakukan pembicaraan dengan Marinir setempat. Mereka menghabiskan waktu berminggu-minggu di bandara Kabul untuk melakukan evakuasi warga Afghanistan, Amerika, dan lainnya.
Sebelas Marinir tewas dan 15 terluka dalam sebuah bom bunuh diri di bandara Kabul pada 26 Agustus. Serangan itu menewaskan total 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan.
Austin juga berencana mengunjungi Kuwait dan Arab Saudi. Arab Saudi secara khusus absen dari kelompok negara-negara Teluk yang membantu memfasilitasi evakuasi pimpinan AS dari bandara Kabul. ubungan Riyadh dengan Washington tegang karena upaya Presiden AS Joe Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran. Beberapa hari sebelum AS meninggalkan Afghanistan, Saudi menandatangani perjanjian kerja sama militer dengan Rusia.
Selain menjalani tur 'terima kasih', Blinken dan Austin akan melakukan pembicaraan dengan para pemimpin negara Teluk untuk mencegah bangkitnya ancaman ekstremis di Afghanistan. Perjalanan Austin dan Blinken juga bertujuan untuk meyakinkan sekutu Teluk bahwa keputusan Presiden Biden untuk mengakhiri perang AS di Afghanistan sudah tepat.
Sekarang AS lebih fokus pada tantangan keamanan lainnya seperti China dan Rusia. Militer AS telah berada di Teluk selama beberapa dekade termasuk markas Armada ke-5 Angkatan Laut di Bahrain. Biden mengatakan China merupakan prioritas keamanan nomor satu bersama dengan tantangan strategis dari Rusia.
Austin menyebut AS tetap fokus pada ancaman teroris. AS tidak akan berhenti berarti melawan ancaman apa pun terhadap rakyat Amerika meskipun Amerika Serikat menempatkan fokus baru pada tantangan strategis dari China.