Selasa 07 Sep 2021 05:57 WIB

Jokowi Minta Jajarannya Waspadai Varian Mu Covid-19

Jokowi juga meminta masyarakat agar tak melakukan euforia berlebihan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak ingin masyarakat menjadi lengah dan melakukan berbagai kegiatan normal seperti sebelum pandemi.
Foto: Pertamina
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak ingin masyarakat menjadi lengah dan melakukan berbagai kegiatan normal seperti sebelum pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya, khususnya Menteri Perhubungan, agar mewaspadai munculnya varian baru Covid-19 yakni varian mu. Varian baru ini, diharapkan tak menjadi ancaman dalam upaya pengendalian Covid di Tanah Air.

Hal ini disampaikannya saat memimpin rapat terbatas evaluasi PPKM di Istana Presiden, Jakarta, yang digelar secara tertutup. "Saya juga ingin perhatian kita semuanya yang berkaitan dengan perhubungan, mungkin pak Menhub, yang berkaitan dengan varian baru varian mu ini betul-betul agar kita lebih waspada dan detil jangan sampai ini merusak capaian yang sudah kita lakukan," ujar Jokowi dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Meski mengalami tren penurunan yang cukup signifikan, Jokowi tak ingin masyarakat menjadi lengah dan melakukan berbagai kegiatan normal seperti sebelum pandemi. Kegiatan masyarakat yang tanpa pengawasan inipun dinilainya berbahaya karena dapat berpotensi meningkatkan jumlah kasus.

"Berita-berita ini dulu-dulu penting, tapi sekarang jangan sampai informasi seperti ini disalahmengertikan bahwa sudah boleh ini, sudah boleh ini, sudah boleh ini, ini yang berbahaya," ucap Jokowi.

Jokowi juga meminta masyarakat agar tak melakukan euforia berlebihan seiring dengan penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air. Ia mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 tak akan bisa hilang sepenuhnya sehingga kenaikan kasus dapat kembali terjadi jika masyarakat lengah.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan, pemerintah akan terus mengawasi mobilitas masyarakat baik dalam maupun luar negeri meskipun tren kasus mengalami penurunan. Upaya ini dilakukan untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19, termasuk varian B1621 atau varian mu.

Baca juga : Amran Sutan Sidi, Pendiri Yayasan Baiturrahmah Padang Wafat

“Walaupun saat ini cenderung normal dan beberapa sektor juga secara gradual dilakukan, pemerintah terus berusaha mengawasi mobilitas dalam dan luar negeri dengan penuh kehati-hatian,” jelas Wiku saat konferensi pers, Kamis (2/9).

Dia menjelaskan, sejak 3 Agustus lalu, varian B1621 yang pertama kali ditemukan di Kolombia ini telah dimasukkan ke dalam kelompok variant of interest (VoI). Saat ini, penyebarannya sudah ditemukan di sejumlah negara di Amerika Selatan dan juga Eropa.

“Status VOI diberikan pada varian yang sedang diamati untuk dapat diambil kesimpulan bahwa varian ini bersifat lebih infeksius daripada varian originalnya,” jelas dia.

Untuk diketahui, WHO tengah memantau varian baru Covid-19 yang dikenal sebagai varian mu atau diidentifikasi sebagai B1621. Varian ini memiliki konstelasi mutasi yang menunjukan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan.

Varian mu ini juga mirip dengan varian beta yang menunjukan pengurangan kapasitas netralisasi serum penyembuhan dan vaksin. Sebelum mu, diketahui terdapat empat varian Covid-19, yakni beta, alpha, gamma, dan delta. WHO mengungkap, varian alpha telah tersebar ke 193 negara, beta ditemukan di 141 negara, gamma ditemukan di 91 negara, dan delta di 170 negara.

Baca juga : Indonesia-China Resmi Pakai Pakai Rupiah dan Yuan

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement