Selasa 07 Sep 2021 10:02 WIB

Harga Batu Bara Acuan 150,03 Dolar AS per Ton pada September

Harga acuan batu bara naik cukup signifikan karena peningkatan permintaan dari China.

Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (1/9). Harga batu bara acuan (HBA) pada September 2021 menyentuh angka 150,03 dolar AS.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (1/9). Harga batu bara acuan (HBA) pada September 2021 menyentuh angka 150,03 dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan harga batu bara acuan (HBA) pada September 2021 menyentuh angka 150,03 dolar AS. Harga ini meningkat akibat peningkatan kebutuhan untuk pembangkit listrik di China.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan harga acuan batu bara tersebut mengalami peningkatan 19,04 dolar AS per ton dibandingkan Agustus yang 130,99 dolar AS per ton. "Ini adalah angka yang cukup fenomenal dalam dekade terakhir," kata Agung dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Selasa (7/9).

Baca Juga

Permintaan China yang tinggi melebihi kemampuan produksi domestiknya serta meningkatnya permintaan batu bara dari Korea Selatan dan kawasan Eropa melambungkan harga batu bara. Selain itu, kenaikan ini juga karena tingginya harga gas alam.

Agung menyampaikan bahwa faktor-faktor tersebut telah mendorong harga batu bara dunia ikut terimbas naik dan mencatatkan rekor dari bulan ke bulan. Sempat melandai pada Februari-April 2021, HBA mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka 115,35 dolar AS per ton di Juli 2021. Kenaikan tersebut terus konsisten hingga bulan September 2021 dengan mencatatkan rekor tertinggi baru.

HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya dengan kualitas yang disetarakan pada 6.322 kilokalori per kilogram GAR, total kelembaban 8 persen, total sulfur 0,8 persen, dan abu 15 persen. Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan harga baru bara acuan yaitu, penawaran dan permintaan.Pada faktor turunan penawaran dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara penyuplai hingga teknis di rantai pasok, seperti kereta, tongkang, maupun pemuatan terminal.

Sementara untuk faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti gas alam cair, nuklir, dan hidro. Nantinya, HBA bulan September ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement