Selasa 07 Sep 2021 10:25 WIB

Wamenkes: Positivity Rate Indonesia Dekati Rekomendasi WHO

Daerah yang positivity rate-nya masih tinggi diminta untuk meningkatkan tracing.

Red: Friska Yolandha
Tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Menteng melakukan tes usap antigen dan PCR di terowongan Kendal, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/9).  Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan persentase kasus positif COVID-19 dibanding total kasus yang diperiksa (positivity rate) mendekati rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni kurang dari 5 persen.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Menteng melakukan tes usap antigen dan PCR di terowongan Kendal, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/9). Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan persentase kasus positif COVID-19 dibanding total kasus yang diperiksa (positivity rate) mendekati rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni kurang dari 5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan persentase kasus positif COVID-19 dibanding total kasus yang diperiksa (positivity rate) mendekati rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni kurang dari 5 persen. Pemerintah terus mengupayakan positivity rate ini sesuai rekomendasi WHO.

"Positivity rate terus mengalami tren penurunan, sekarang sudah 6,97 persen, mendekati dari rekomendasi WHO," ujar Dante dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Senin (6/9) malam.

Ia menyampaikan dalam upaya menurunkan angka positivity rate itu, pemerintah akan terus meningkatkan pelacakan (tracing) kontak. "Tracing sampai sekarang sudah sampai 7,98 persen. Tracing ini bisa mencapai sekitar 10, yaitu setiap satu kasus positif ditelusuri sampai 10 kontak erat," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Dante juga mengatakan, positivity rate di beberapa daerah sudah mengalami penurunan cukup baik, tetapi di beberapa daerah masih tinggi. Untuk daerah-daerah yang tinggi ini diharapkan melakukan kegiatan tracing yang lebih optimal. 

"Sehingga kita menghindari dari lonjakan kasus berikut yang mungkin lebih berat," tutur Dante.

Saat ini, Dante mengingatkan, terdapat varian baru virus Corono yang perlu tetap harus diwaspadai, yakni varian Mu. Ia mengharapkan varian Mu itu abortif seperti juga varian Lambda yang terjadi beberapa waktu lalu di Peru.

"Varian delta baru saja kita alami, sekarang sudah ada varian Mu. Mudah-mudahan ini akan abortif, seperti juga varian Lambda beberapa waktu yang lalu di Peru," ucapnya.

Ia mengatakan COVID-19 varian Mu terjadi di Kolombia. Secara laboratorium varian Mu mempunyai resistensi terhadap vaksin.

"Tapi itu dalam konteks laboratorium, tidak dalam konteks epidemiologis. Tetapi penyebarannya tidak sehebat penularan dari varian delta," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement