REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia (Persero) Tbk Heri Supriadi mengatakan pengembangan bisnis digital Telkom dapat berjalan lancar berkat penerapan tiga strategi utama yakni build, borrow, dan buy. Melalui strategi build, ucap Heri, Telkom membangun kapabilitas infrastruktur digital serta peningkatan kompetensi talenta digital di internal perusahaan sehingga bisa memberi pelayanan secara optimal kepada masyarakat.
"Strategi borrow diterapkan Telkom melalui kemitraan strategis yang terus dilakukan perusahaan dengan berbagai perusahaan teknologi besar skala domestik dan global," ujar Heri saat Public Expose Live 2021 yang dilaksanakan secara daring pada Senin (6/9).
Heri menyebut salah satu contoh penerapan strategi ini adalah adanya kesepahaman untuk kerja sama antara Telkom dengan Microsoft Indonesia yang telah diresmikan pada Agustus lalu.
Sementara penerapan strategi buy, ungkap Heri, dilakukan Telkom melalui sejumlah investasi yang mengutamakan synergy value yang dapat meningkatkan kapabilitas digital TelkomGroup. "Sebagai contoh, saat ini Telkom telah mengucurkan investasi untuk perusahaan digital skala besar maupun rintisan (startup) dari Indonesia dan luar negeri," ucap Heri.
Melalui Telkomsel, lanjut Heri, Telkom telah menambah nilai investasi pada perusahaan teknologi GoJek pada Mei 2021. Kemudian, melalui perusahaan ventura MDI Telkom juga telah berinvestasi pada lebih dari 50 startup di 12 negara.
Heri mengatakan perusahaan tak semata bertujuan pada peningkatan capital gain melalui investasi tersebut, melainkan juga fokus untuk menghasilkan nilai sinergi pada bisnis digital TelkomGroup.
Menurut Heri, fokus kerja yang terjaga, diiringi konsistensi dalam menerapkan strategi bisnis, membuat Telkom berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan konsolidasian perseroan sebesar 3,9 persen tahun ke tahun menjadi Rp 69,5 triliun.
Heri memaparkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Ebitda) Telkom mencapai Rp 37,8 triliun atau tumbuh 4,7 persen secara tahunan. Kata Heri, margin Ebitda perseroan juga naik dari 54,0 persen pada tahun lalu, menjadi 54,4 persen per semester I 2021. Sementara itu, laba bersih konsolidasian mencapai Rp 12,5 triliun atau tumbuh 13,3 persen tahun ke tahun pada paruh pertama 2021.
"Dengan performansi tersebut, margin laba bersih mencapai 17,9 persen atau naik signifikan dari 16,4 persen pada semester I 2020," lanjut Heri.
Telkom, ucap Heri, akan terus melanjutkan penerapan strategi bisnis dan fokus kerja di tiga ranah utama, demi menjaga profitabilitas perusahaan sekaligus memastikan transformasi digitalisasi Indonesia dapat berjalan.
Heri optimistis upaya digitalisasi dan pemulihan ekonomi nasional akan semakin terakselerasi berkat program vaksinasi dan pengentasan pandemi covid-19 yang dilakukan secara berkelanjutan oleh pemerintah. Telkom bersama dengan berbagai elemen industri, baik global tech giants, local champions, maupun startups akan menghadirkan beragam solusi digital terbaik bagi masyarakat demi mewujudkan kedaulatan digital Indonesia untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri serta mampu bersaing di kancah internasional dan menjadi regional champion.
"Telkom yakin melalui teknologi digital Indonesia bisa tumbuh menjadi bangsa dan negara yang lebih baik di masa depan," kata Heri menambahkan.