Selasa 07 Sep 2021 12:00 WIB

Korut Tunjuk Jenderal Penting Jadi Sekretaris Partai Buruh

Pak telah dipromosikan menjadi jenderal bintang empat di Angkatan Darat Korut

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Korea Utara.
Foto: Flickr
Bendera Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara telah mempromosikan seorang jenderal yang akan menempati posisi dalam presidium Partai Buruh. Pak Jong-chon telah lama dipandang sebagai bintang dalam militer Korea Utara, dan pemain penting dalam program misil.

Kantor berita KCNA melaporkan, Pak akan menjabat sebagai sekretaris Komite Sentral Partai Buruh. Dalam beberapa tahun terakhir, Pak telah dipromosikan menjadi jenderal bintang empat di Angkatan Darat dan menjabat sebagai kepala staf militer.

Baca Juga

Pak memiliki kedekatan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Mereka pernah menunggang kuda bersama di Gunung Paektu yang terkenal sebagai tempat suci Korea Utara. 

Analis mengaitkan, peran baru Pak dalam Partai Buruh terkait dengan perannya dalam mengembangkan program rudal jarak pendek Korea Utara. Program itu telah meningkat sejak Kim menangguhkan uji coba rudal balistik jarak jauh pada 2018.

Kantor berita Korea Selatan, Yonhap melaporkan, Pak telah menggantikan jenderal kuat lainnya, Ri Pyong-chol dalam posisi presidium Partai Buruh. Analis mengatakan perombakan itu adalah perubahan personel paling signifikan di antara elit inti selama beberapa tahun. 

KCNA melaporkan, Rim Kwang-il, yang menjabat sebagai kepala badan intelijen militer Korea Utara, ditunjuk sebagai kepala staf militer. Sementara, jenderal militer Jang Jong-nam terpilih sebagai menteri keamanan sosial.

Majelis Rakyat Tertinggi (SPA) Korea Utara akan melakukan pertemuan pada akhir bulan ini untuk membahas kebijakan ekonomi dan masalah lainnya. Agenda pertemuan 28 September adalah modifikasi dan suplementasi rencana ekonomi nasional, serta undang-undang yang terkait dengan pembangunan kota dan negara, termasuk pendidikan dan daur ulang.

Ekonomi Korea Utara mengalami kontraksi terbesar dalam 23 tahun pada 2020 karena terpukul oleh sanksi PBB yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi Korea Utara semakin memburuk akibat tindakan karantina untuk mengantisipasi pandemi Covid-19, dan cuaca buruk. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement