REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mendeklarasikan kemenangan di Provinsi Panjshir, kantong terakhir yang dikuasai kelompok anti-Taliban. Taliban bahkan mengunggah video pasukan mereka mengibarkan bendera kelompok itu di Panjshir, Senin (6/9).
Sementara kelompok anti-Taliban mengatakan mereka masih bertahan di 'posisi-posisi strategis' dan 'melanjutkan perlawanan'. Pemimpinnya menyerukan pemberontakan nasional melawan Taliban.
Pemimpin kelompok anti-Taliban, National Resistance Front of Afghanistan (NRF) Ahmad Massoud merilisi rekaman audio yang diunggah di media sosial. Ia menyalahkan masyarakat internasional melegitimasi kekuasaan Taliban dan memberi mereka keyakinan militer dan politik.
"Di mana pun kalian berada, baik di dalam maupun di luar, saya meminta anda untuk memulai pemberontakan nasional untuk martabat, kebebasan dan kemakmuran negara kita," kata Massoud seperti dikutip BBC, Selasa (7/9).
Pada 15 Agustus lalu Taliban merebut kekuasaan dari pemerintah Afghanistan yang diakui internasional. Tepat beberapa pekan sebelum pasukan AS meninggalkan Afghanistan setelah berperang di negara itu selama 20 tahun.
Panjshir yang merupakan pegunungan dihuni sekitar 150 ribu hingga 200 ribu orang. Provinsi itu pusat perlawanan saat Afghanistan diduduki Uni Soviet tahun 1980-an dan kekuasaan Taliban pada tahun 1996 dan 2001. "
Taliban belum merebut Panjshir," kata juru bicara NRF Ali Maisam menolak klaim Taliban.
"Perjuangan melawan Taliban dan mitra-mitra mereka terus berlanjut sampai keadilan dan kebebasan menang," cicit NRF di Twitter.
Namun juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menegaskan kemenangan kelompoknya. "Dengan kemenangan ini, negara kami sepenuhnya keluar dari rawa perang," kata Mujahid dalam pernyataannya.
Lembah Panjshir salah satu provinsi terkecil Afghanistan tapi memiliki sejarah panjang. Medan pegunungan yang terjal dengan lembah, celah dan gua yang berliku dapat menjadi senjata untuk memukul mundur penjajah.
Tentara Uni Soviet tidak pernah berhasil menaklukan daerah tersebut pada tahun 1980-an. Taliban tidak pernah berhasil menguasainya saat mereka berkuasa pada tahun 1990-an.
Mungkin Taliban berhasil menguasai arteri dan area-area publik. Sementara daerah yang hanya diketahui kelompok perlawanan masih belum berhasil dikuasai. Klaim ini cukup memberi keuntungan simbolis dan strategis.
Namun pemimpin-pemimpin perlawanan seperti Massoud yang merupakan putra dari komandan legendaris Amrullah Saleh tidak akan diam saja.