Selasa 07 Sep 2021 13:49 WIB

Masyarakat Diminta Tetap Disiplin Meski PPKM Diperlonggar

Euforia yang berlebihan akan kembali membawa Indonesia pada situasi lonjakan kasus.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Sandiaga meminta masyarakat tetap menjaga kedisplinan dengan protokol kesehatan di berbagai destinasi wisata maupun di tempat publik meski PPKM telah diperlonggar.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Sandiaga meminta masyarakat tetap menjaga kedisplinan dengan protokol kesehatan di berbagai destinasi wisata maupun di tempat publik meski PPKM telah diperlonggar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno meminta masyarakat tetap menjaga kedisplinan dengan protokol kesehatan di berbagai destinasi wisata maupun di tempat publik meski PPKM telah diperlonggar. Pihaknya khawatir, euforia yang berlebihan akan kembali membawa Indonesia pada situasi lonjakan kasus seperti Juli lalu.

"Jangan buru-buru, jangan sampai euforia ini justru membahayakan kita. Pelonggaran PPKM ini dilakukan bertahap, maka (peningkatan) aktivitas juga harus bertahap dengan disiplin," kata Sandiaga.

Ia mengatakan, langkah-langkah pemerintah mulai dari uji coba pembukaan sejumlah tempat keramaian, hingga ganjil-genap dalam lalu lintas dilakukan agar pembukaan bertahap dapat aman sehingga masyarakat terjaga dari kemungkinan paparan virus corona.

Di satu sisi, upaya vaksinasi yang dilakukan masih harus terus digenjot hingga mencapai angka 2-3 juta per hari. "Saat ini sudah 100 juta lebih masyarakat mendapatkan vaksin. Memang di beberapa provinsi ada vaksinasi di bawah 20 persen, ini harus ditingkatkan jumlahnya," ujarnya.

Pihaknya pun mengingatkan, pada perayaan hari-hari besar ke depan diharapkan masyarakat sadar untuk menjaga diri dengan protokol kesehatan. Sebab, ketika mobilitas tidak terkendali, peningkatan kasus Covid-19 seperti pada Juli lalu bisa terulang dan kembali menyulitkan masyarakat.

Apalagi, saat ini sudah terdapat varian baru Mu yang mesti diantisipasi agar tidak masuk ke Indonesia. "Saat ini adalah waktu yang baik untuk mendorong penguatan daya tahan di sistem kesehatan kita," kata dia.  

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement