Selasa 07 Sep 2021 14:01 WIB

Sudah Saatnyakah Indonesia Ancang-Ancang Menuju Era Endemi?

Menurut Wapres, pemerintah saat ini sedang menyiapkan skenario menuju era endemi.

Sejumlah pelajar sekolah dasar berangkat sekolah di kawasan lereng gunung Sindoro Desa Medari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Selasa (7/9/2021). Setelah hampir dua tahun belajar secara daring akibat pandemi COVID-19 saat ini pelajar di sejumlah daerah di zona hijau dan kuning mulai bisa mengikuti pelajaran tatap muka terbatas.
Foto: ANTARA/ANIS EFIZUDIN
Sejumlah pelajar sekolah dasar berangkat sekolah di kawasan lereng gunung Sindoro Desa Medari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Selasa (7/9/2021). Setelah hampir dua tahun belajar secara daring akibat pandemi COVID-19 saat ini pelajar di sejumlah daerah di zona hijau dan kuning mulai bisa mengikuti pelajaran tatap muka terbatas.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fauziah Mursid, Dessy Suciati Saputri, Rizky Suryarandika, Antara

Menurut data Satgas Penanganan Covid-19, gelombang kedua infeksi Covid-19 di Indonesia mencapai puncaknya terjadi pada 15 Juli 2021. Pada gelombang infeksi kedua Mei hingga Juli 2021 terjadi lonjakan kasus dari 35.470 menjadi 253.600 kasus.

Baca Juga

Setelah serangkaian kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat, kasus Covid-19 di tingkat nasional per 29 Agustus 2021 kemudian mengalami penurunan hingga 86,9 persen. Hingga kemarin, penambahan kasus baru Covid-19 terus mengalami penurunan.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan, kenaikan kasus baru pada hari ini tercatat sebanyak 4.413, dengan total kasus kumulatif telah mencapai 4.133.433. Angka positivity rate orang harian pun terus menurun menjadi sebesar 4,57 persen.

Sedangkan untuk angka kasus aktif tercatat mengalami penurunan sebesar 9.248 orang dan menjadikan total kasus aktif yang masih dalam perawatan menjadi sebanyak 146.271 orang. Untuk kasus kesembuhan, Satgas melaporkan adanya kenaikan sebanyak 13.049 orang. Total kasus kesembuhan pun mencapai sebanyak 3.850.689 orang.

Sementara kasus kematian mengalami penambahan hingga sebanyak 612 orang. Dengan penambahan ini, maka total kasus kematian di Indonesia telah mencapai 136.473 orang. Satgas juga melaporkan masih terdapat 108.666 suspek di berbagai daerah.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan Pemerintah saat ini sedang menyiapkan skenario menuju era endemi. Wapres menilai, pola berkehidupan baru pascapandemi Covid-19 perlu disiapkan mengingat prediksi virus Covid-19 tidak akan begitu saja hilang.

"Kita Pemerintah sedang menyiapkan skenarionya secara lebih detail untuk menghadapi masa endemi ini. Memang kita punya prediksi (virus Corona) tidak hilang cepat kecuali sudah ada obat yang manjur, mujarab," ujar Wapres saat konferensi video usai peninjauan vaksinasi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Indonesia, Selasa (7/9).

Karena itu, Wapres mengimbau semua pihak saat ini terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan terus melakukan vaksinasi Covid-19 secara luas.

"Kita akan terus menerapkan protokol kesehatan dan melakukan terus vaksinasi," kata Wapres.

Bahkan kata Wapres, pemberian vaksin juga akan terus ditingkatkan hingga dosis ketiga sebagai booster. Untuk sementara, booster dosis ketiga ini diprioritaskan untuk tenaga kesehatan, sebelum nantinya juga akan diberikan kepada masyarakat luas jika target vaksinasi sudah terpenuhi.

"Misalnya yang dua kali kita teruskan berikan booster-nya, memang sementara yang diprioritaskan adalah tenaga kesehatan. Nanti juga TNI/Polri yang berada di garis depan, dan itu salah satu usaha yang sednag disiapkan," kata Kiai Ma'ruf.

Ma'ruf mengatakan, saat ini Pemerintah terus mempercepat vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat guna menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity masyarakat yakni sebanyak 77 peren atau 200,8 juta orang. Upaya ini juga dilakukan untuk terus mengendalikan kasus Covid-19 yang saat ini menunjukan tren penurunan kasus.

Menurut Wapres, situasi ini juga diharapkan terus berlanjut hingga Indonesia menuju endemi.

"Secara lebih detailnya itu memang sedang disiapkan skenarionya seperti apa. tapi pokoknya seperti itu, penerapan protokol kesehatan tetap berlanjut dan kemudian vaksinasi sampai tiga kali sampai booster, ini yang sekarang dilakukan oleh pemerintah," ujarnya.

Namun, Wapres mengingatkan pemberian vaksinasi tidak kemudian menggantikan implementasi protokol kesehatan di tengah masyarakat. Menurutnya, vaksinasi dapat membantu mengurangi tingkat keparahan seseorang apabila terkonfirmasi positif Covid-19.

Karena itu, Wapres mengimbau agar pelaksanaan protokol kesehatan dan penerapan 3T tetap dilaksanakan dengan ketat.

“Tentunya pelaksanaan vaksinasi harus ditunjang dengan kemampuan pemerintah dan pemerintah daerah untuk meningkatkan upaya 3T (testing, tracing, treatment) dan masyarakat disiplin menegakkan protokol kesehatan 3M,” kata Wapres.

Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Ahad (5/9) jumlah warga Indonesia yang sudah mendapat suntikan dua dosis vaksin Covid-19 sebanyak 38.223.153 orang, bertambah 192.501 orang dari hari sebelumnya. Pemerintah berencana melakukan vaksinasi Covid-19 pada 208.265.720 warga guna mewujudkan kekebalan kelompok terhadap Covid-19.

Dalam upaya mempercepat tercapainya kekebalan kelompok terhadap Covid-19, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pemerintah menargetkan penyuntikan sekitar 2,3 juta dosis vaksin per hari.

"Ini bukan program eksplisit Kemenkes. Dengan bantuan teman-teman sekalian dari alumni, institusi, swasta, perusahaan, organisasi sosial, TNI, Polri, maka program vaksinasi ini bisa dilakukan percepatannya," kata Dante.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement