REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Sejak diijinkan kembali beroperasi pada akhir Agustus 2021, tingkat kunjungan ke obyek wisata Pantai Karangsong masih belum normal. Pembatasan dan penerapan protokol kesehatan pun terus dilakukan.
Direktur CV Pancora Jaya, Muhammad Royani, selaku pengelola obyek wisata pantai Karangsong, menyebutkan, jumlah pengunjung Pantai Karangsong saat ini rata-rata hanya sekitar 200 orang per hari. Sedangkan pada Sabtu dan Ahad, jumlah pengunjung mencapai 400 – 700 orang per hari.
Jumlah itu jauh lebih sedikit dibandingkan kondisi normal. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, jumlah pengunjung Pantai Karangsong bisa mencapai sekitar 3 ribu orang.
‘’Jumlah pengunjung masih sedikit,’’ kata Royani, kepada Republika, Selasa (7/9).
Royani menilai, belum banyak warga yang mengetahui bahwa Pantai Karangsong sudah dibuka kembali. Selain itu, pihaknya memang melakukan pembatasan jumlah pengunjung hanya 25 persen dari kapasitas maksimal.
Hal itu sebagaimana yang diatur dalam Inmendagri Nomor 39 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, Level 3 dan Level 2 Covid-19 di Wilayah Jawa Bali. Dalam aturan tersebut, Kabupaten Indramayu masuk dalam PPKM Level 2.
Bagi daerah yang menerapkan PPKM Level 2, maka fasilitas umum seperti area publik, taman umum, tempat wisata umum dan area publik lainnya diizinkan buka dengan kapasitas maksimal 25 persen. Namun, harus dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat serta wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.
Royani menyatakan, pihaknya mewajibkan pengunung yang datang untuk memakai masker. Pihaknya juga menyediakan sarana cuci tangan dan melakukan pengukuran suhu terhadap pengunjung yang datang.
Selain itu, lanjut Royani, pihaknya juga meminta pengunjung untuk menunjukkan bukti vaksinasi di pintu masuk. Dia mengakui, ada saja pengunjung yang tidak dapat menunjukkan bukti vaksinasi. Jika menemukan hal itu, maka deteksi dini paparan Covid-19 dilakukan melalui pengukuran suhu.
Bagi pengunjung yang suhunya normal, diperbolehkan masuk. Namun jika ada pengunjung yang suhunya tinggi, maka tidak diperbolehkan masuk.
‘’Intinya kami mengantisipasi jangan sampai objek wisata menjadi lokasi penyebaran Covid-19,’’ tandas Royani.