REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat mengusulkan bantuan masker untuk siswa madrasah ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Hal itu sebab stok di sejumlah madrasah menipis.
"Hasil evaluasi kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah madrasah sudah bagus, tapi beberapa siswa madrasah terutama di pinggiran, masih ada yang datang ke sekolah tidak pakai masker," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram M. Amin, Selasa (7/9).
Sesuai ketentuan, siswa yang tidak menggunakan masker ke sekolah harus diberikan oleh madrasah. Setiap madrasah memang sudah memiliki stok masker yang dibeli dengan menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS).
"Hanya saja, kondisinya saat ini sudah mulai menipis sehingga kita perlu mengusulkan batuan ke Dinas Pendidikan (Disdik) atau BPBD sehingga siswa bisa tetap ikut PTM sesuai protokol kesehatan (prokes)," katanya.
Secara umum, evaluasi pelaksanaan PTM terbatas di madrasah baik negeri maupun swasta berjalan sesuai protokol kesehatan PPKM level 3. "Alhamdulillah, sejauh ini PTM di madrasah tidak ada masalah, semua berjalan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan Disdik," katanya.
Konsep PTM terbatas yang diterapkan sesuai edaran Disdik sama dengan PTM simulasi. Artinya, kapasitas siswa satu kelas 50 persen, jarak duduk satu setengah meter, menggunakan masker, belajar maksimal dua jam.
Menurut dia, kegiatan PTM di madrasah bisa berjalan sesuai konsep PPKM level 3. Jauh sebelumnya madrasah semua tingkatan, yakni MI, MTs, maupun MA, sudah melakukan persiapan secara optimal, baik logistik maupun edukasi penerapan prokes.
"Alhasil, selama PTM berlangsung sejak 18 Agustus 2021 sampai hari ini belum ada satu pun laporan dari madrasah kalau ada siswa atau dari kalangan guru yang terkonfirmasi positif Covid-19," katanya.