Selasa 07 Sep 2021 18:27 WIB

Satgas: Varian Mu tak Terdeteksi di Indonesia

Pemerintah mengeklaim mengetatkan karantina internasional mencegah varian Mu masuk.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, berdasarkan Whole Genome Sequencing per 6 September 2021, varian Mu atau yang dikenal sebagai varian B1621 hingga saat ini tidak ditemukan di Indonesia. “Data Whole Genome Sequencing per 6 September 2021, menyebutkan bahwa varian ini tidak ditemukan di Indonesia,” ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (7/9).

Ia menegaskan, pemerintah terus berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar Indonesia melalui sejumlah kebijakan. Antara lain, pengetatan kebijakan karantina internasional, entry dan exit testing, serta persyaratan vaksin.

Selain itu, pemerintah juga berupaya mencegah munculnya varian baru di dalam negeri melalui strategi vaksinasi serta berbagai kebijakan menyeluruh yang mampu menekan angka kasus. Namun demikian, lanjutnya, upaya ini hanya dapat berhasil jika dibarengi dengan peran aktif masyarakat yang tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan serta mendapatkan suntikan vaksin.

Wiku menjelaskan, varian Mu atau B1621 merupakan varian pertama kali yang ditemukan di Kolombia pada Januari 2021. Varian ini kemudian ditetapkan sebagai varian yang diamati atau variant of interest oleh WHO pada 30 Agustus 2021.