REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) mendesak rezim Suriah untuk menghentikan serangan dan kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat sipil di Daraa. Hingga kini, rezim Bashar al-Assad terus membombardir daerah yang dikenal sebagai simbol oposisi itu.
"Rakyat sipil di Daraa terus dikepung akibat dari kegagalan negosiasi dan solusi untuk mengakhiri krisis yang disebabkan oleh rezim Suriah," kata IUMS dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (7/9).
IUMS menyatakan bahwa serangan yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad merupakan kejahatan kemanusiaan terhadap lebih dari 10 ribu warga sipil di Daraa. Rezim telah merampas kebutuhan hidup paling dasar masyarakat mulai dari air minum, listri, obat-obatan, susu formula, dan sarana publik lainnya.
“Sangat disayangkan bahwa pengepungan yang tidak adil, pemboman sistematis, pembunuhan dan penghancuran telah merugikan 10 ribu warga sipil di Daraa, itu merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata IUMS.
Kelompok tersebut mendesak PBB, negara-negara Islam dan Arab untuk menghentikan kejahatan ini dan mengambil tindakan serius dan efektif, memobilisasi upaya dan menghentikan pertempuran dan agresi dengan segala cara yang mungkin.
Konflik di Provinsi Daraa telah terjadi sejak lama. Daraa tercatat sebagai titik awal kebangkitan revolusi Suriah, ketika warga sipil lokal melaksanakan protes besar-besaran untuk mendesak Bashar lengser dari jabatannya. Bashar merespon protes ini dengan mengirim pasukan keamanannya ke Daraa, yang kemudian bersikap represif kepada warganya sendiri untuk meredam protes.