Selasa 07 Sep 2021 22:53 WIB

Duta Pertiwi Bukukan Pendapatan Rp 701 Miliar

Pendapatan Semester I Duta Pertiwi mendekati total di 2020 sebesar Rp 717 miliar

Direktur Utama PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) Teky Mailoa dalam acara Public Expose Live 2021, Selasa (7/9). PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 701,27 miliar sepanjang enam bulan pertama 2021. Jumlah pendapatan tersebut telah mendekati angka tahun lalu yang sebesar Rp717,76 miliar.
Foto: istimewa
Direktur Utama PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) Teky Mailoa dalam acara Public Expose Live 2021, Selasa (7/9). PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 701,27 miliar sepanjang enam bulan pertama 2021. Jumlah pendapatan tersebut telah mendekati angka tahun lalu yang sebesar Rp717,76 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 701,27 miliar sepanjang enam bulan pertama 2021. Jumlah pendapatan tersebut telah mendekati angka tahun lalu yang sebesar Rp717,76 miliar. 

Pendapatan emiten yang merupakan entitas anak PT Bumi Serpong Damai TBK dan anggota  kelompok properti Sinar Mas Land tersebut, bersumber dari lima segmen. “Kelima segmen itu adalah penjualan tanah, rumah tinggal dan ruko, sewa,  hotel, arena rekreasi, dan lain-lain,” kata Direktur Utama Duta Pertiwi Teky Mailoa dalam acara Public Expose Live 2021, Selasa (7/9). 

Pendapatan tertinggi Duta Pertiwi berasal dari segmen penjualan tanah, rumah tinggal dan ruko, yang mencapai Rp 398,32 miliar. Jumlah pendapatan tersebut tumbuh 10,59 persen, dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 360,19 miliar. Bahkan,  52 persen di antaranya bersumber dari penjualan residensial. 

Menurut Teky, kawasan residensial yang ditawarkan mendapat respons positif dari masyarakat. Penjualan tersebut diantaranya bersumber dari proyek Kota Wisata, Grand Wisata, Taman Banjar Wijaya, dan Kota Bunga.

Ia mengatakan, kebijakan pemerintah untuk memberikan keringanan dan pembebasan PPN hingga akhir Desember 2021 turut memberikan sentimen positif kepada calon pembeli, baik untuk rumah siap huni dengan harga hingga Rp 2 miliar untuk bebas PPN 100 persen maupun harga di atas Rp2 miliar hingga Rp5 miliar untuk keringanan PPN 50 persen. 

Segmen sewa merupakan kontributor pendapatan terbesar kedua, yakni sebesar Rp 232,20 miliar, turun 15 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Adapun segmen lain-lain menurun 5 persen menjadi Rp 66,08 miliar. 

Teky mengatakan, pihaknya berupaya memperkuat komposisi pendapatan, baik itu pendapatan penjualan maupun pendapatan berulang.  Hal tersebut kami capai melalui strategi diversifikasi portofolio, sehingga kami tidak tergantung kepada satu segmen tertentu, seperti ITC semata. Kami memiliki beragam segmen,” kata Teky. 

Selain melakukan diversifikasi portofolio berdasarkan produk, emiten yang 88,56 persen sahamnya dimiliki oleh BSDE tersebut juga melakukan diversifikasi portofolio berdasarkan wilayah. Saat ini, proyek DUTI tersebar di tiga kota besar di Indonesia yakni Jabodetabek, Semarang dan Surabaya. 

Di area Jabodetabek, misalnya, DUTI memiliki dan mengelola beberapa proyek property, seperti Sinarmas Land Plaza Tower 2 & 3, Grand Wisata, Kota Wisata, superblok ITC, Legenda Wisata, Apartemen Aerium, dan Southgate TB Simatupang. 

"Melalui sebaran produk dan wilayah, kami berupaya mempertahankan proposi 50:50 antara pendapatan penjualan dan pendapatan berulang. Diversifikasi portofolio tersebut kami lakukan secara organik maupun anorganik," papar Teky.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement