Rabu 08 Sep 2021 00:16 WIB

El Salvador Resmi Gunakan Bitcoin Jadi Alat Pembayaran

Tak semua warga El Salvador bersedia menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fuji Pratiwi
Bitcoin. El Salvador resmi menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran.
Foto: CFR
Bitcoin. El Salvador resmi menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN SALVADOR -- El Salvador telah menjadi negara pertama yang menerima bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Mulai Selasa (7/9), pelaku usaha akan diwajibkan, jika memungkinkan, untuk menerima koin digital kontroversial ini sebagai pembayaran.

Jutaan orang diharapkan mengunduh aplikasi dompet digital baru pemerintah yang memberikan 30 dolar AS dalam bentuk bitcoin kepada setiap warga negara, dilansir di BBC, Selasa (7/9).

Baca Juga

Penggemar bitcoin di seluruh dunia telah membeli koin digital senilai 30 dolar AS sebagai bentuk dukungan dan untuk membantu meningkatkan nilai mata uang yang mudah berubah ini.

Nilai bitcoin telah naik dan turun secara dramatis dalam setahun terakhir. Nilainya naik dari sekitar 10 ribu dolar AS untuk satu koin pada September 2020 menjadi 63 ribu dolar AS pada April 2021 lalu turun menjadi 30 ribu dolar AS pada Juli tahun ini.

Nilai bitcoin telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir menjadi 51 ribu dolar AS yang oleh beberapa analis telah dikaitkan dengan berita El Salvador. Pada hari Senin (6/9), sebuah posting viral di halaman bitcoin yang berkekuatan tiga juta orang di Reddit berbunyi: "Jadi ... Kita semua membeli bitcoin senilai 30 dolar AS pada hari Selasa?"

Baca juga : Rupiah Melemah Seiring Naiknya Imbal Hasil Obligasi ASbligasi-as

Namun, survei oleh Central American University (UCA) menemukan bahwa hanya 4,8 persen dari 1.281 orang yang mengambil bagian yang memahami apa itu bitcoin dan bagaimana penggunaannya.

Lebih dari 68 persen dari mereka yang ditanyai mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan penggunaan mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah.

Jeanette Sandoval (70 tahun) yang menjual bahan makanan mengatakan bahwa ia tidak akan menggunakan bitcoin. "Saya selalu terbuka untuk berubah, tapi kali ini saya tidak setuju. Pelanggan kami mengatakan mereka tidak akan membayar dalam bitcoin," ujar Sandoval.

Menurut Sandoval, di negaranya ada banyak orang yang buta huruf dan hampir tidak memiliki ponsel, bukan yang ponsel pintar, tetapi yang tua. Mereka tidak akan menggunakannya.

Lebih dari 200 mesin ATM baru sedang dipasang di seluruh negeri untuk memungkinkan dolar dikonversi menjadi bitcoin. Protes baru-baru ini di ibu kota, San Salvador, telah menunjukkan kurangnya kepercayaan di antara warga yang merasa tindakan itu merupakan gangguan dari aturan kontroversial pemerintah.

Baca juga : Shalawat Nariyah, Hukum dan Manfaatnya

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement