REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Panglima militer Israel Aviv Kohavi memperingatkan bahwa persiapan untuk menyerang Iran atas program nuklirnya telah sangat dipercepat.
Dalam sebuah wawancara dengan situs berita Walla, Kohavi mengatakan sebagian besar anggaran pertahanan baru-baru ini disepakati untuk meminimalkan kehadiran Iran di Timur Tengah dan menargetkan proksinya di kawasan seperti Hizbullah dan Hamas.
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan Tel Aviv siap menyerang Iran, menambahkan bahwa Iran mewakili tantangan global.
"Iran berusaha untuk menimbulkan tantangan multi-front ke Israel dengan membangun kekuatannya di Lebanon dan Gaza, mengerahkan milisi di Suriah dan Irak dan membangun pendukung di Yaman," kata Gantz.
Ketegangan antara Israel dan Iran atas program nuklir kembali meningkat baru-baru ini. Pada 2018, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara sepihak menarik Washington dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran dan menerapkan kembali sanksi untuk membawa Teheran kembali ke negosiasi.
Pembicaraan dalam beberapa bulan terakhir antara Iran dan kekuatan Barat di Wina tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir sejauh ini belum mencapai terobosan baru.