REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada Selasa (7/9), mendesak Iran untuk menentukan kesepakatan nuklir. Desakan itu karena kegagalan Iran yang berkelanjutan untuk menjawab pertanyaan termasuk jejak uranium yang ditemukan di tiga situs yang tidak diumumkan.
Kondisi itu dapat memperumit dimulainya kembali pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran. "Direktur Jenderal semakin khawatir bahwa bahkan setelah sekitar dua tahun, masalah perlindungan yang diuraikan di atas sehubungan dengan empat lokasi di Iran yang tidak diumumkan kepada Badan tetap belum terselesaikan," kata Badan pengawas atom Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)dalam salah satu dari dua laporan triwulanan tentang Iran.
Laporan kedua mengatakan Iran harus menyelesaikan masalah luar biasa yang berkaitan dengan situs tersebut. Dalam rangkaian pertanyaan, mencakup pertanyaan tentang lokasi keempat yang belum diperiksa IAEA dan perlu dilakukan peninjauan tanpa penundaan lebih lanjut.
Laporan rahasia oleh Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi kepada negara-negara anggota IAEA itu keluarkan menjelang pertemuan Dewan Gubernur yang beranggotakan 35 negara.