REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kementerian Pertahanan Inggris melaporkan adanya lonjakan kasus bunuh diri di antara mantan tentara Inggris yang ambil bagian dalam perang di Afghanistan. Pada 2020 tercatat hingga 21 tentara aktif dan 82 veteran perang melakukan bunuh diri.
Menurut laporan tersebut, angka itu merupakan jumlah tertinggi sejak 2005. Angka tersebut juga menunjukkan untuk pertama kalinya sejak 1990-an tingkat bunuh diri di kalangan pria di angkatan bersenjata Inggris mulai meningkat. Tingkat bunuh diri di antara tentara laki-laki yang bertugas adalah 15 per 100 ribu personel.
Menurut Kantor Statistik Nasional, dibandingkan dengan populasi lainnya, angkanya adalah 11,2 kematian per 100 ribu. "Angkatan bersenjata ini menghadapi badai yang sempurna karena tidak memberikan dukungan yang cukup kepada pasukan yang telah menyaksikan pertempuran, sementara tidak membantu personel yang lebih muda dengan masalah kesehatan mental," kata Jeff Williams dari Veterans United Against Suicide, dilansir di ABNA, Rabu (8/9).
Inggris kehilangan 457 personel angkatan bersenjata di Afghanistan atau 13 persen dari 3.500 kematian koalisi militer internasional sejak 2001. Seorang menteri pertahanan junior James Heappey mengatakan kepada Sky News pada Senin (6/9) lalu bahwa beberapa tentara melakukan bunuh diri dalam sepekan terakhir karena mereka merasa sangat hancur oleh penarikan pasukan pimpinan AS dari Afghanistan.
Perang selama 20 tahun Amerika Serikat (AS) di Afghanistan disebut gagal total. Pengambilalihan kilat Taliban di Afghanistan setelah perang 20 tahun oleh pasukan AS dan NATO yang menelan ratusan ribu nyawa dan setidaknya satu triliun dolar dianggap sebagai penghinaan dan telah mengecewakan veteran perang Barat.
Baca juga : Taliban Tegaskan Afghanistan akan Pakai Hukum Syariat
Di AS, banyak veteran militer yang bertempur dalam perang melawan Irak dan Afghanistan menyatakan muak pada politikus Amerika yang melancarkan dan mendukung konflik di kedua negara itu. Mereka mengatakan AS kalah dalam perang dan darah serta uang yang dihabiskan di sana terbuang sia-sia.
Afghanistan disebut telah menjadi medan perang yang angker bagi tentara paling sengit di dunia, dari mulai Alexander Agung pada abad ketiga SM hingga Amerika pada abad ke-21. Negara itu juga menjadi kuburan dari negara adidaya, yaitu bekas Uni Soviet dan Kerajaan Inggris.