Rabu 08 Sep 2021 13:11 WIB

Ratusan Tentara Inggris Perang di Afghanistan Bunuh Diri

Pada 2020 tercatat hingga 21 tentara aktif dan 82 veteran perang bunuh diri.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Puluhan Tentara Inggris Perang di Afghanistan Bunuh Diri. Pejuang Taliban berjalan di kota Kabul, Afghanistan, Sabtu, 4 September 2021.
Foto: AP/Wali Sabawoon
Puluhan Tentara Inggris Perang di Afghanistan Bunuh Diri. Pejuang Taliban berjalan di kota Kabul, Afghanistan, Sabtu, 4 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kementerian Pertahanan Inggris melaporkan adanya lonjakan kasus bunuh diri di antara mantan tentara Inggris yang ambil bagian dalam perang di Afghanistan. Pada 2020 tercatat hingga 21 tentara aktif dan 82 veteran perang melakukan bunuh diri.

Menurut laporan tersebut, angka itu merupakan jumlah tertinggi sejak 2005. Angka tersebut juga menunjukkan untuk pertama kalinya sejak 1990-an tingkat bunuh diri di kalangan pria di angkatan bersenjata Inggris mulai meningkat. Tingkat bunuh diri di antara tentara laki-laki yang bertugas adalah 15 per 100 ribu personel.

Baca Juga

Menurut Kantor Statistik Nasional, dibandingkan dengan populasi lainnya, angkanya adalah 11,2 kematian per 100 ribu. "Angkatan bersenjata ini menghadapi badai yang sempurna karena tidak memberikan dukungan yang cukup kepada pasukan yang telah menyaksikan pertempuran, sementara tidak membantu personel yang lebih muda dengan masalah kesehatan mental," kata Jeff Williams dari Veterans United Against Suicide, dilansir di ABNA, Rabu (8/9).

Inggris kehilangan 457 personel angkatan bersenjata di Afghanistan atau 13 persen dari 3.500 kematian koalisi militer internasional sejak 2001. Seorang menteri pertahanan junior James Heappey mengatakan kepada Sky News pada Senin (6/9) lalu bahwa beberapa tentara melakukan bunuh diri dalam sepekan terakhir karena mereka merasa sangat hancur oleh penarikan pasukan pimpinan AS dari Afghanistan.

Perang selama 20 tahun Amerika Serikat (AS) di Afghanistan disebut gagal total. Pengambilalihan kilat Taliban di Afghanistan setelah perang 20 tahun oleh pasukan AS dan NATO yang menelan ratusan ribu nyawa dan setidaknya satu triliun dolar dianggap sebagai penghinaan dan telah mengecewakan veteran perang Barat.

Baca juga : Taliban Tegaskan Afghanistan akan Pakai Hukum Syariat

Di AS, banyak veteran militer yang bertempur dalam perang melawan Irak dan Afghanistan menyatakan muak pada politikus Amerika yang melancarkan dan mendukung konflik di kedua negara itu. Mereka mengatakan AS kalah dalam perang dan darah serta uang yang dihabiskan di sana terbuang sia-sia.

Afghanistan disebut telah menjadi medan perang yang angker bagi tentara paling sengit di dunia, dari mulai Alexander Agung pada abad ketiga SM hingga Amerika pada abad ke-21. Negara itu juga menjadi kuburan dari negara adidaya, yaitu bekas Uni Soviet dan Kerajaan Inggris.

Link artikel asli

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement