Memberdayakan Masyarakat Melalui Sabun Organik Rosemary
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membentuk wirausaha kreatif melalui sabun organik rosemary di Bandulan, Sukun, Kota Malang. | Foto: dok. Humas UMM
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Program Kreativitas Mahasiswa – Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) berinisiatif membentuk wirausaha kreatif di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Tim beranggotakan Afiyah Chantika Fatmasary, Novita Dewi Anggraeni, Andy Harlissa, dan Nadira Safira Darmaji ini menjadikan sabun organik rosemary sebagai produk andalan UMKM setempat.
Ketua tim, Afiyah Chantika menjelaskan, pengembangan produk sabun rosemary dipilih berdasarkan hasil diskusi dengan warga setempat. Masyarakat mendapati situasi pandemi Covid-19 meningkatkan kebutuhan akan sabun. Hal ini tentu bisa menjadi peluang dalam meningkatkan ekonomi warga Bandulan.
"Melihat peluang yang ada, kami kemudian melakukan pendampingan dan pengembangan UMKM dengan produk sabun rosemary ini," kata perempuan disapa Fiya ini.
Tim sengaja memilih rosemary sebagai bahan sabun karena memiliki kandungan zat anti bakterial yang tinggi. Kandungan ini focok sebagai bahan dari sabun yang berfungsi mencegah adanya bakteri pada kulit. Selain itu, rosemary juga memiliki aroma wangi yang khas sehingga tidak memerlukan pewangi tambahan.
Adapun kegiatan pendampingan untuk membangun UMKM kreatif ini ditujukan kepada Ibu-Ibu PKK. Tim telah memberikan pelatihan dan pendampingan sebanyak 15 kali sejak Juni lalu. Ibu-ibu setempat diajarkan bagaimana membuat sabun serta langkah-langkah memasarkan produk.
Saat ini, sabun organik rosemary telah tersebar di toko-toko warga. Produk sabun ini nantinya akan dipasarkan secara daring agar mendapatkan pasar yang lebih luas. Adapun harga jual untuk sabun sendiri dipatok sebesar Rp 11 ribu.
Mahasiswa Farmasi UMM ini berharap, pihaknya dapat membentuk UMKM yang mampu menciptakan kemandirian ekonomi utamanya bagi masyarakat setempat. Tim berharap kegiatan pengabdian ini bisa terus berlanjut. "Tidak berhenti di wilayah Bandulan saja. Sehingga akan muncul desa-desa lain yang memiliki produk andalan dan kemandirian ekonomi,” ungkapnya.