REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Sebanyak 1.471 sekolah menengah atas (SMA/SMK) baik negeri maupun swasta di wilayah Jabar melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) pada pekan ini.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi, dari hasil pantauan dan laporan yang diterimanya, pelaksanaan PTM berjalan lancar.
"Yang buka PTM mulai pekan ini ada 1.471 sekolah (SMA/SMK) baik yang negeri atau swasta," ujar Dedi saat memantauan PTM di SMKN 9 dan SMKN 13 Kota Bandung, Rabu (8/9).
Dedi mengatakan, ada beberapa teknik yang disiapkan oleh sekolah yang akan melaksanakan PTM. Yakni, pertama menggunakan pola shift dan menggunakan pola blok. Menurutnya, yang menggunakan shift misalnya mereka melakukan seperti di SMA masuk jam 07.00 keluar 10.30 WIB.
"Setelah itu melakukan penyemprotan disinfektan. Dan ada teman-teman di SMK melakukan per pekan atau per blok," katanya.
Dedi mengatakan, jumlah siswa SMK yang masuk PTM di tengah pandemi Covid-19 hanya 25 persen sedangkan di SMA mencapai 50 persen.
"Karena kalau SMK kan untuk yang praktik jadi 25 persen karena keterbatasan alat. Tapi kalau SMA sudah di atas 50 persen," katanya.
Terkait pengawasan yang dilakukan Disdik Jabar agar pelaksanaan PTM di sekolah tidak menjadi kluster baru penyebaran COVID-19, Dedi mengatakan di setiap sekolah telah dibentuk Satgas Covid-19.
"Kalau terjadi kasus di sekolah maka segera tangangi, segera laporkan ke puskesmas atau ke Satgas COVID," katanya.
Selain itu, menurut Dedi, pihaknya akan terus mengevaluasi dan memantau pergerakan kasus.
Menurut salah seorang siswa kelas XII SMK Negeri 3 Kota Bandung, Hasna Nabila, ia menyambut baik diberlakukannya PTM karena banyak mata pelajaran yang harus memberlakukan tatap muka ketika guru menyampaikan materinya.
Karena kata dia, kalau PPJ atau online itu susah saat praktik untuk jurusan tata busana. "Materinya kalau dikasih lewat online susah buat dipahami. Kalau tatap muka seperti sekarang ini baru bisa benar-benar paham," kata Hasna.