Jerami Padi Potensial Sebagai Obat Anti Jamur
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Peternak mengumpulkan dan mengikat jerami. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meneliti potensi jerami padi sebagai obat antijamur untuk rongga mulut. Penelitian ini dilakukan sebagai usaha untuk menemukan alternatif obat anti jamur untuk rongga mulut, namun berbahan alam yang minim efek samping.
Ada Andini Safa Ramadhanty (PDG), Rifqi Alim Dewanto (PDG), Kurnia Salsabila Disyacitta (Farmasi), dan Eria Rosanti Nugrahening Hastami (Biologi). Mereka melakukan penelitian di bawah bimbingan drg Heriati Sitosari.
Andini mengatakan, mereka memanfaatkan jerami padi karena ketersediaannya cukup melimpah di Indonesia, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Jerami padi biasanya digunakan untuk pakan ternak atau hanya dibuang dan dibakar begitu saja.
"Padahal, jerami padi memiliki kandungan zat aktif seperti fenol, flavonoid, dan tanin yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat antijamur pada kandidiasis oral," kata Andini.
Ia memaparkan, kandidiasis oral merupakan penyakit infeksi jamur di rongga mulut biasanya disebabkan jamur Candida albicans. Pengobatan biasanya menggunakan obat sintetis dengan harga relatif mahal dan memiliki banyak efek samping ke penderita.
Bahkan, beberapa waktu terakhir ditemukan kejadian resistensi terhadap obat-obatan yang biasa dipakai karena penggunaan terlalu sering dan tanpa pengawasan dokter. Karenanya, mereka mencari alternatif obat antijamur untuk kandidiasis oral.
Eria menerangkan, pembuatan obat anti jamur dilakukan dengan mengekstrak jerami padi. Lalu, ekstrak jerami padi dikeringkan dan digiling sampai jadi serbuk dan direndam dalam larutan etanol selama 24 jam untuk mendapatkan ekstrak kental.
Dari ekstrak kental dilakukan uji daya hambat pertumbuhan dan pelekatan Candida albicans ATCC 10231 di permukaan gigi serta material yang biasa dipakai di bidang kedokteran gigi. Seperti resin komposit, resin akrilik, dan semen ionomer kaca.
"Hasilnya, semakin tinggi konsentrasi ekstrak jerami padi, semakin signifikan penghambatan pertumbuhan dan perlekatan jamur Candida albicans," ujarnya.
Hal itu menunjukkan kandungan fenol, flavonoid, dan tanin ekstrak jerami padi memiliki potensi antijamur. Doking molekuler menunjukkan molekul 14-α-demethylase berinteraksi dengan ligan dari senyawa fenol, flavonoid, dan tanin yang ada.