Rabu 08 Sep 2021 15:33 WIB

WHO: Varian Delta Lebih Mengkhawatirkan Daripada Mu

Kemunculan varian baru Covid-19 dinilai sebagai sesuatu yang wajar dan alamiah.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Varian delta dinilai lebih mengkhawatirkan dibandingkan varian mu (ilustrasi).
Foto: republika
Varian delta dinilai lebih mengkhawatirkan dibandingkan varian mu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Varian delta dinilai tetap menjadi jenis virus SARS-CoV-2 paling mengkhawatirkan meskipun telah muncul varian mu. Hal itu dikemukakan oleh pemimpin teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove.

Pada pekan lalu, varian Mu telah ditambahkan ke daftar Variant of Interest (VoI) WHO. Varian yang pertama kali terdeteksi di Kolombia ini memiliki sejumlah mutasi yang resisten terhadap antibodi vaksin dan penyintas Covid-19. Namun dalam hal peningkatan kasus, menurut Kerkhove, varian mu tidak lebih mengkhawatirkan dari delta.

“Varian delta bagi saya adalah yang paling mengkhawatirkan karena peningkatan penularannya,” kata Kerkhove seperti dilansir di CNBC, Rabu (8/9).

Varian delta dengan cepat menyebar ke setidaknya 170 negara, termasuk AS, sejak pertama kali terdeteksi di India pada Oktober. Sementara varian mu yang dikenal sebagai B.1.621, sejauh ini baru menyebar ke setidaknya 39 negara.

“Varian Mu meningkat prevalensinya di beberapa negara Amerika Selatan, tetapi juga menurun di wilayah lain di dunia, terutama di mana varian delta sudah beredar,” kata dia.

Baca juga : Wiku: Positivity Rate di Indonesia Hampir Capai Standar WHO

Kepala program kedaruratan kesehatan WHO, Mike Ryan, juga sepakat bahwa varian delta masih menjadi varian paling ganas dibanding yang lain. 

Dia mengatakan kemunculan varian baru adalah sesuatu yang wajar dan alamiah. Setiap varian perlu dilihat karakteristiknya, untuk mengukur potensinya dalam memperparah penyakit, menular, hingga potensi lolos dari vaksin.

Menurut dia, tidak masalah jika varian baru memiliki perubahan genetik yang memungkinkannya resisten terhadap perlindungan vaksin. "Jika itu mengkhawatirkan, maka kita benar-benar perlu melihat diagnosa dan bagaimana kita mengembangkan vaksin,” kata Ryan.

Di sisi lain, WHO memantau empat VoI, yaitu alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris, beta pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, gamma yang pertama kali terdeteksi di Brasil, dan delta. Varian yang menjadi perhatian umumnya didefinisikan sebagai strain bermutasi yang lebih menular, lebih mematikan, atau lebih resisten terhadap vaksin dan perawatan saat ini.

WHO juga terus mencermati varian lain termasuk lambda yang pertama kali diidentifikasi di Peru--yang telah menyebabkan wabah di banyak negara dan memiliki perubahan genetik yang dapat membuatnya lebih berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Kepala penasihat medis Gedung Putih Dr Anthony Fauci membahas kekhawatiran tentang varian mu pekan lalu dengan mengatakan itu bukan ancaman bagi AS.

"Kami memperhatikannya dan menganggap semua itu serius, tetapi kami tidak menganggapnya sebagai ancaman langsung saat ini," kata Fauci pada Kamis lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement