Rabu 08 Sep 2021 23:00 WIB

Petani Cabai di Indramayu Merugi Akibat Harga Anjlok

Sudah empat bulan harga cabai rendah bankan sampai Rp 3.000 per kilogram.

Petani memanen cabai merah di kebun miliknya di Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat. Petani setempat tetap memanen cabai meski harga anjlok hingga Rp10 ribu per kilogram dari harga sebelumnya sebesar Rp25 ribu per kilogram akibat melimpahnya pasokan.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani memanen cabai merah di kebun miliknya di Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat. Petani setempat tetap memanen cabai meski harga anjlok hingga Rp10 ribu per kilogram dari harga sebelumnya sebesar Rp25 ribu per kilogram akibat melimpahnya pasokan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Petani cabai di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, merugi akibat harga cabai terus menurun dan bahkan per kilogramnya hanya dihargai Rp 3.000.

"Kali ini harga cabai terus anjlok, jadi kami tentu merugi," kata Petani cabai Karangampel, Kabupaten Indramayu, Tirta.

Menurutnya sudah empat bulan lamanya harga cabai milik petani sangat rendah per kilogramnya hanya dihargai di bawah Rp 10 ribu dan bahkan sampai Rp 3.000.

Kondisi itu lanjut Tirta, membuat para petani cabai tidak bisa memanen hasil, karena dengan harga di bawah Rp 10 ribu per kilogram, tidak menutupi ongkos produksi.

Apalagi kata Tirta, saat ini insektisida, pupuk dan tenaga harian mengalami peningkatan, sedangkan harga anjlok, sehingga membuat petani merugi. "Harga pupuk, obat dan pekerja naik, sedangkan cabai anjlok, otomatis kita rugi," tuturnya.

Sementara petani cabai lainnya Soleh, mengaku dengan harga anjlok, maka ia lebih memilih memusnahkan tanamannya dengan cara dibakar. Karena lanjut Soleh, ketika tanaman itu dibiarkan, maka sawah yang disewanya tidak menghasilkan, padahal ia harus membayarnya.

"Tanaman cabai terpaksa kita musnahkan, karena harganya murah, jadi mending ditanami tanaman lain," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement