REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin pada Rabu (8/9) mengatakan, China siap untuk menjaga komunikasi dengan pemerintah dan pemimpin baru di Afghanistan. Hal ini disampaikan oleh Wang dalam briefing harian di Beijing.
"China menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Afghanistan," kata Wang ketika ditanya apakah China akan mengakui pemerintah baru Afghanistan.
Sebelumnya, Taliban telah mengumumkan pemerintahan baru Afghanistan. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, kabinet pemerintahan telah dibentuk untuk menanggapi kebutuhan utama rakyat Afghanistan. Dia mengatakan beberapa kementerian masih kosong, sambil menunggu perekrutan orang-orang yang memenuhi syarat.
Nama-nama yang diumumkan untuk pemerintahan baru dinilai tidak memberi sinyal positif kepada lawan-lawannya. Contoh saja Mullah Hasan Akhund yang ditunjuk sebagai perdana menteri.
Dia merupakan sosok yang dekat dengan mendiang pendiri Taliban Mullah Omar. Hassan Akhund adalah menteri luar negeri dan kemudian menjabat sebagai wakil perdana menteri ketika Taliban terakhir berkuasa.
Sedangkan, Menteri Dalam Negeri yang baru, Sirajuddin Haqqani, adalah putra dari pendiri jaringan Haqqani yang diklasifikasikan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat (AS). Dia adalah salah satu orang yang paling dicari oleh FBI, karena keterlibatannya dalam serangan bunuh diri dan hubungannya dengan Alqaeda.