REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah provinsi Jabar dan pemerintah daerah termasuk Kota Bandung, terus berupaya mendorong laju perekonomian daerah yang selama ini terdampak pandemi Covid-19.
Karena, berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Kota Bandung, sebanyak 90 persen UMKM di Kota Bandung terkena dampak pandemi.
Salah satu upaya pemerintah untuk membantu para pelaku usaha, termasuk UMKM lokal dari industri makanan dan minuman hingga fesyen, untuk bertumbuh lebih pesat yaitu dengan mengakselerasi adopsi platform digital seperti pasar daring atau marketplace. Karena, pergeseran perilaku belanja masyarakat dari offline ke online terus terjadi selama pandemi.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, migrasi para pelaku usaha menuju digital merupakan hal yang wajib. "Digitalisasi merupakan salah satu upaya untuk menjawab tantangan akan surutnya bisnis UMKM imbas pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, dalam diskusi secara virtual, belum lama ini.
Emil mengatakan, pertumbuhan ekonomi kreatif di Jawa Barat yang menerapkan digitalisasi mengalami pertumbuhan sebesar 40 persen di tengah pandemi.
Senada dengan Gubernur Jawa Barat, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung telah mengimbau para pelaku usaha mengadopsi platform digital. Menurut Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah, para pelaku usaha, khususnya UMKM, terus didorong untuk masuk ke pasar daring atau marketplace, contohnya Tokopedia atau Blibli.
"Hal tersebut juga merupakan upaya menggerakkan roda perekonomian di tengah pandemi COVID-19,” katanya.
Kolaborasi, memang menjadi kunci. Contohnya lewat Tokopedia Nyam, kampanye yang menggandeng penjual makanan dan minuman yang digagas oleh Tokopedia. Dimsum 49 adalah salah satu UMKM yang telah merasakan peningkatan transaksi hingga hampir 2 kali lipat sejak mengikuti kampanye tersebut.
Bahkan Dimsum 49 kini bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi 200 karyawan dan menambah penghasilan bagi sekitar 3.000 reseller yang mayoritas adalah ibu rumah tangga dan karyawan yang terdampak pandemi.