Rabu 08 Sep 2021 16:41 WIB

Kronologi Meninggalnya Siswa di Ciamis Usai Jalani Vaksinasi

Cahyono sudah cerita ke petugas kalau punya sakit lambung dan sedang pusing.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Ani (40 tahun), warga Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, memegang foto anaknya yang meninggal dunia usai menjalani vaksinasi, Rabu (8/9).
Foto: Istimewa
Ani (40 tahun), warga Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, memegang foto anaknya yang meninggal dunia usai menjalani vaksinasi, Rabu (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Seorang siswa SMK Galuh Rahayu di Kabupaten Ciamis meninggal setelah menjalani vaksinasi Covid-19, Kamis (2/9). Berdasarkan keterangan keluarga korban, Cahyono (17 tahun) meninggal tak sampai 24 jam usai menjalani vaksinasi.

Ayah korban, Nono (40) menjelaskan, anaknya itu mengikuti vaksinasi massal yang digelar di SMAN 1 Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, pada Rabu (1/9). Vaksinasi itu disebut sebagai salah satu syarat agar bisa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

"Hari Senin (30/8) itu kan tatap muka di sekolah. Terus dia pulang sekolah, harus ikut divaksin katanya," ujar Nono, Rabu (8/9).

Nono mengatakan, saat itu, anaknya sedang sakit lambung. Anaknya masih dalam masa pemulihan dan masih meminum obat. Karenanya, Nono menyarankan, agar anaknya tak dulu melakukan vaksinasi.

Namun, Cahyono tetap ingin menjalani vaksinasi. Sebab, vaksinasi disebut merupakan salah satu syarat agar bisa melaksanakan PTM di sekolah. Sementara Cahyono sudah bosan belajar di rumah secara daring.

Ibu korban, Ani (40), akhirnya memberikan pilihan kepada anaknya. Apabila memang ingin divaksin, anaknya bisa datang dulu ke lokasi. Namun, ketika petugas menanyakan riwayat penyakit, anaknya diminta menceritakannya secara jujur. 

"Kalau ditanya, saya bilang, ceritakan saja lagi masa pemulihan. Punya sakit lambung, lagi pusing," kata Ani. 

Alhasil, Cahyono tetap mengikuti vaksinasi yang digelar pada Rabu pekan lalu. Ketika sampai di rumah, Ani melihat wajah anaknya sudah pucat.

"Saya tanya, katanya baru divaksin. Katanya dia sudah cerita punya sakit lambung dan sedang pusing, tapi tak apa-apa kata petugas," ujar Ani.

Nono menceritakan, berdasarkan keterangan teman-temannya, Cahyono sudah pucat sejak menjalani vaksinasi di sekolah. Bahkan, teman-temannya itu sempat mengkhawatirkan Cahyono karena pulang dengan mengendarai sepeda motor.

Menurut dia, anaknya masih terus lemas hingga malam hari. Kemudian, Cahyono tertidur hingga Subuh.

Ani menjelaskan, saat Kamis (2/9) Subuh, Cahyono sempat bangun ingin shalat. Namun, tak lama setelah itu, anaknya mengalami sesak napas. Saat diperiksa, anaknya sudah meninggal dunia. 

"Subuh dia bangun mau shalat, tapi saya tinggal sebentar ke dapur. Tak lama terdengar suara seperti sesak. Saya lihat, sudah lemas. Langsung meninggal," kata Ani. 

Ayah Cahyono menyayangkan kejadian yang menimpa anaknya. Bukan karena vaksin yang disuntikkan kepada anaknya, melainkan karena prosedur pelaksanaan vaksinasi.

"Saya bukan karena vaksinnya, tapi prosedurnya. Vaksin mah sudah diprogramkan pemerintah. Kenapa lagi sakit tetap divaksin?" ujar Nono.

Dia juga menyayangkan, sikap sekolah yang seolah memaksa siswa untuk menjalani vaksinasi. Menurut dia, sekolah memang tak memaksa secara langsung, tapi secara halus. Sebab, siswa yang belum vaksinasi tak mengikuti PTM.

"Anak juga kan jadinya mau tak mau divaksin, karena juga sudah terlalu lama daring. Teman-temannya juga kan semua masuk," kata dia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Harun Al Rasyid mengatakan, pihaknya sudah melakukan investigasi terkait kejadian itu. Hasilnya, pelaksanaan vaksinasi sudah berjalan sesuai prosedur.

"SOP sudah sesuai, dari skrining sampai penyuntikan tidak ada masalah. Vaksinnya juga tak ada masalah," ujar dia.

Dia menilai, kemungkinan besar peristiwa itu terjadi karena yang bersangkutan memiliki penyakit tertentu dan tak dalam kondisi fit. Padahal, kondisi seseorang harus fit ketika ingin melakukan vaksinasi.

Kapolres Ciamis, AKBP Wahyu Broto Narsono mengakui, pekansanaan vaksinasi di SMAN 1 Sindangkasih memang difasilitasi oleh kepolisian. SMK Galuh Rahayu mengajukan permohonan untuk melakukan vaksinasi ke Polres Ciamis. "Jadi kita buat di SMAN 1 Sindangkasih," ujar dia.

Menurut Kapolres, pelaksanaan vaksinasi sudah sesuai SOP berlaku. Namun, ketika yang bersangkutan menjalani skrining, kemungkinan ada hal yang tidak tersampaikan.

"Saya tidak tahu itu berpengaruh atau tidak. Tapi, semua proses vaksinasi sudah sesuai SOP. Salah satu pertanyaannya kan itu riwayat penyakit," kata dia.

Wahyu mengimbau, masyarakat yang ingin menjalani vaksinasi untuk menyampaikan riwayat penyakitnya dengan benar saat skrining. Dia meminta, masyarakat jujur ketika ditanya petugas. Sebab, ada kriteria tertentu yang tak bisa divaksin. 

"Kita juga tak tahu kalau tak bisa disampaikan. Jangan hanya karena ingin divaksin terus tidak menyampaikan riwayat penyakit. Gak apa tertunda, karena vaksin masih terus ada," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement