Rabu 08 Sep 2021 16:48 WIB

Rusia dan AS Gelar Pertemuan Bahas Stabilitas Strategis

Rusia dan AS sebelumnya sepakat memperpanjang perjanjian kontrol senjata.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Joe Biden, kanan dan Presiden Rusia Vladimir Putin,
Foto: AP/Denis Balibouse/Pool Reuters
Presiden AS Joe Biden, kanan dan Presiden Rusia Vladimir Putin,

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia dan Amerika Serikat (AS) akan menggelar pertemuan di Jenewa, Swiss, pada akhir September mendatang. Pada kesempatan itu, Moskow dan Washington bakal membahas tentang stabilitas strategis.

"Kami akan bertemu langsung di Jenewa pada akhir September. Kami melakukan kontak dengan Amerika, termasuk melalui panggilan konferensi,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Rabu (8/9).

Baca Juga

Dia menyebut, pertemuan semacam itu bakal berlanjut dan prosesnya akan cukup intensif. “Karena pertemuan ini dalam format antar-lembaga, jadwal perwakilan dari sejumlah struktur di kedua belah pihak harus dikoordinasikan,” ujar Ryabkov.

Pada Juni lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden bertemu di Jenewa, Swiss. Seusai pertemuan tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk meminimalisasi risiko perang nuklir.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis usai pertemuan disebutkan bahwa AS dan Rusia telah menunjukkan kemampuan, bahkan dalam periode ketegangan, mengurangi risiko konflik bersenjata serta ancaman nuklir. "Hari ini, kami menegaskan kembali prinsip bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi,” kata Biden dan Putin.

Mereka mengatakan, konsisten dengan tujuan tersebut, AS dan Rusia akan memulai dialog stabilitas strategis bilateral terintegrasi dalam waktu dekat. “Melalui dialog ini, kami berusaha meletakkan dasar bagi pengendalian senjata dan langkah-langkah pengurangan risiko di masa depan,” ujar mereka.

Sesaat setelah pertemuan bilateral berakhir, Putin memang mengungkapkan bahwa AS dan Rusia sepakat mengadakan konsultasi tentang stabilitas strategis serta kontrol senjata. “Kami sepakat bahwa konsultasi di tingkat antar-lembaga akan dimulai di bawah naungan Departemen Luar Negeri AS dan Kementerian Luar Negeri Rusia. Rekan-rekan di tingkat kerja akan menentukan susunan delegasi, tempat kerja dan seberapa sering pertemuan ini akan diadakan," kata Putin kepada awak media.

Awal tahun ini, Rusia dan AS sepakat memperpanjang perjanjian Treaty on Measures for the Further Reduction and Limitation of Strategic Offensive Arms (New START). New START adalah perjanjian kontrol senjata yang dijalin Moskow dan Washington sejak 2010 dan seharusnya berakhir pada 5 Februari lalu. Perjanjian itu melarang kedua negara mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir, membatasi rudal, dan pembom berbasis darat serta kapal selam yang mengirimnya.

Sebelumnya AS dan Rusia juga terikat dalam perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF). Perjanjian itu bubar setelah kedua negara saling tuding melanggar poin-poin kesepakatan. INF ditandatangani pada 1987. Ia melarang Washington dan Moskow memproduksi dan memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement