REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ali Mansur, Rizkyan Adiyudha, Haura Hafizhah
Puluhan keluarga korban meninggal peristiwa kebakaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) I Tangerang pada Rabu (8/9) mengantre di depan gedung Sentra Visum dan Medikolegal, Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur,. Mereka menunggu dipanggil untuk menyerahkan data pendukung antemortem.
Salah satu keluarga korban, Angeline mengaku sudah menyerahkan berkas-berkas untuk keperluan identifikasi Eka Petra Etus bin Suhendra satu dari 41 korban meninggal. Sebagai tante kandung Etus, Angeline tak bisa menyembunyikan kesedihan. Begitu juga saat diwawancara oleh awak media.
Selain dibina, Angeline juga berharap keponakannya yang berperkara kasus penyalahgunaan narkoba tersebut dapat keluar dari hotel prodeo dengan keadaan sehat walafiat. Namun tak dinyana, Etus pulang ke rumah dengan keadaan tak bernyawa.
"Berharap kita pulang dengan selamat juga tapi kan kita pulang dengan mayat, di mana jamin keselamatannya, kalau keluarga kita dibina di sana itu saja," keluh perempuan berusia 40 tahun itu saat ditemui di RS Kramatjati, Rabu (8/9).
Selanjutnya, Angeline berharap pihak kepolisian dapat segera menemukan titik terang untuk mengungkap penyebab pasti kebakaran yang menewaskan puluhan korban jiwa. Karena itu, pihak berwajib harus memberikan keterangan secara detail kepada publik. Ia juga mengaku janggal jika penyebab kebakaran hebat tersebut akibat arus pendek listrik.
"Janggal juga kok dalam kurun waktu satu jam bisa langsung ambles semuanya rata, itu kan beton. Walaupun bangunan lama juga tembok bukan bilik dalam waktu satu jam rata semua, pertolongannya di mana?" kata Angeline dengan terbata-bata.
Baca juga : Yasonna Sebut tak Ada Perawatan Listrik di Lapas Tangerang
Sebenarnya, Angeline mengaku, Etus sempat menulis Instastory di Instagram "Kok rasanya pengin pulang kangen rumah,". Kemudian mendiang juga sempat melakukan video call dengan keluarga pada 4 September 2021 lalu. Etus sendiri, direncanakan bebas dari Lapas I Tangerang pada bulan Februari 2022. Mendiang mendapatkan remisi potongan masa tahanan dan sudah 4 tahun mendekam di balik jeruji besi.
"Dikasih kabar oleh yang sudah nonton berita duluan, ya sudah kita langsung stay tuned, cuma karena firasat enggak enak langsung pergi saja ke Tangerang," kata Angeline.
Nasib berbeda dialami Nuryati, salah satu keluarga napi yang mendatangi Lapas Kelas 1 Tangerang. Kekhawatirannya mereda setelah anaknya, Ujang Supriyatna, disebut pihak kepolisian dalam keadaan selamat, meski mengalami luka pada salah satu bagian tubuhnya.
"Alhamdulillah anak saya selamat. Cuma kena luka kakinya doang. Mungkin nginjek-nginjek (reruntuhan kebakaran). Selamat dia tadi sudah telepon," tuturnya.
Insiden kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang tepatnya di blok hunian Chandiri 2 (Blok C2) terjadi pada Rabu (7/9) sekira pukul 01.45 WIB. Kebakaran tersebut akhirnya padam setelah berlangsung sekitar dua jam. Dalam insiden tersebut 41 orang dinyatakan tewas terbakar.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (PAS), jumlah orang yang meninggal dalam insiden tersebut berjumlah 41 orang. Sebanyak 40 orang di antaranya tewas di tempat kejadian perkara.
Keseluruhan dari mereka merupakan narapidana kasus narkotika. Sementara satu orang lainnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit. Satu orang ini merupakan narapidana kasus terorisme.
Jumlah korban yang selamat sebanyak 81 orang. Dari jumlah tersebut, delapan di antaranya mengalami luka berat dan dibawa ke RSUD Kota Tangerang. Lalu, 73 orang lainnya mengalami luka ringan, sembilan diantaranya dirawat di Klinik Lapas Tangerang sementara 64 orang ditempatkan sementara di masjid Lapas Kelas I Tangerang.
In Picture: Keluarga Korban Datangi Lapas Kelas I Tangerang