Rabu 08 Sep 2021 20:08 WIB

Belajar Dari Kesederhanaan Mohammad Natsir 

Mohammad Natsir merupakan ulama yang negarawan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
M Natsir, Perdana Menteri RI dan pencetuk Mosi Integrasi agar Indonesia kembali menjadi negara kesatuan.
Foto: google.com
M Natsir, Perdana Menteri RI dan pencetuk Mosi Integrasi agar Indonesia kembali menjadi negara kesatuan.

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG PANJANG -- Universitas Mohammad Natsir Yarsi Sumatra Barat, di Kota Bukittinggi menggelar Webinar Kebangsaan dan Keumatan dengan narasumber dari berbagai daerah dengan menyampaikan materi sosok kepahlawanan yang berasal dari daerah masing-masing, Rabu (8/9).

Kota Padang Panjang diwakili Asisten II Bidang Pembangunan dan Perekonomian, Iriansyah Tanjung, selaku salah seorang narasumber memaparkan sosok kepahlawanan Mohammad Natsir di Ruang VIP Balai Kota secara virtual.

Baca Juga

Iriansyah memaparkan kiprah dari Natsir, mulai dari intelektual, penghormatan, kenegaraan, pemikiran, nasionalisme, dan kepribadian.

"Kesederhanaan Natsir bisa menjadi pedoman dalam pembangunan negara. Lalu relevansi dalam pembangunan daerah berikutnya yakni musyawarah untuk mufakat dan demokrasi merupakan pilar utama pembangunan yang partisipatif," kata Iriansyah.

Ia menilai, pembangunan di era globalisasi ini menuntut pribadi yang religius, berilmu, jujur, sederhana, berani, tegas, pantang menyerah dan teguh pendirian. Supaya pemikiran-pemikiran dan relevansi tersebut bisa dituangkan di dalam membangun negara saat ini.

Iriansyah juga menyebut saat ini ada banyak ancaman disintegrasi bangsa. Sehinbgga menuntut warga negara yang cinta tanah air mengedepankan persatuan, kesatuan dan toleransi.

“Kita ketahui partisipatif ini persoalan semua stakeholder dalam membangun dan menentukan arah kebijakan daerah. Untuk itu kita di Padang Panjang sudah mempedomani ini semua,” ujar dia.

Seperti diketahui Mohammad Natsir merupakan salah satu pahlawan dan tokoh bangsa yang berasal dari Sumatra Barat. Ia adalah seorang ulama, politikus, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Natsir merupakan pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Di dalam negeri, ia pernah menjabat menteri dan Perdana Menteri Indonesia. Sedangkan di kancah internasional, ia pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim Dunia dan ketua Dewan Masjid se-Dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement