Pokja Genetik UGM: Varian Mu tidak Lebih Ganas dari Delta

Red: Muhammad Fakhruddin

Pokja Genetik UGM: Varian Mu tidak Lebih Ganas dari Delta (ilustrasi).
Pokja Genetik UGM: Varian Mu tidak Lebih Ganas dari Delta (ilustrasi). | Foto: Pixabay

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan varian baru SARS-CoV-2 bernama Mu atau B1621 tidak lebih ganas dengan varian Delta.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr Gunadi menjelaskan varian Mu oleh WHO dikategorikan dalam variant of Interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian, sedangkan varian Delta masuk kategori Variant of Concern (VoC) atau yang perlu diwaspadai. "Karena Delta kategori VoC levelnya tentunya di atas Mu yang kategori VoI," kata dia, Rabu (8/9).

Meskipun varian baru ini belum terdeteksi di Indonesia, menurut dia, perlu diantisipasi karena varian Mu diketahui menyebabkan penurunan kadar antibodi baik karena infeksi ataupun vaksinasi. "Hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi, serupa dengan varian Beta. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut," kata dia.

Ia menyebutkan hingga saat ini varian Mu belum terdeteksi di Indonesia, namun perlu ada pengetatan di pintu masuk agar tidak menyebar luas seperti varian Delta. Namun, mengenai tingkat keganasannya, Gunadi berkeyakinan varian ini tidak seganas varian Delta.

Menurutnya, virus corona terus bermutasi dengan memunculkan varian-varian baru yang memiliki tingkat keganasan dan keparahan yang berbeda apabila terinfeksi. Namun demikian, bagi mereka yang sudah pernah terpapar COVID-19 atau yang sudah mendapat vaksin sudah memiliki kekebalan alami.

"Kekebalan alami yg ditimbulkan oleh infeksi alamiah pasti ada, tapi seberapa besar bisa melindungi dari risiko terinfeksi varian lain diperlukan riset lebih lanjut," katanya.

Kekebalan alami yang sudah terinfeksi walau belum vaksin, menurut dia,sama halnya mengukur efektivitas vaksin terhadap suatu varian dengan melakukan riset terlebih dahulu. Namun, antisipasi tetap diperlukan dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan percepatan program vaksinasi.

Meski demikian, bagi mereka yang sudah vaksin, katanya,mampu meminimalkan tingkat keparahan apabila terpapar virus COVID-19 meski terinfeksi dengan varian yang berbeda. "Vaksin mencegah keparahan," ujar Gunadi.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Varian Mu Vs Efikasi Vaksin: Bisakah RI Menangkalnya Datang?

WHO: Varian Delta Lebih Mengkhawatirkan Daripada Mu

Jerami Padi Potensial Sebagai Obat Anti Jamur

Pakar: Varian Mu tak Seganas Delta, Waspadai Masuk Indonesia

Varian Mu Lebih Ganas dari Delta? Ini Kata Satgas Covid-19

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark