Warga Dayak Meratus membuat kerajinan anyaman Lanjung (tas pembawa hasil panen) di lokasi perumahan Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Dusun Danau Canting, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Kamis (9/9/2021). Lanjung merupakan salah satu kerajinan anyaman bambu para perempuan dayak yang mulai dijual sebagai cinderamata kepada pengunjung yang datang ke lokasi perumahan KAT mulai harga Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per buah tergantung ukurannya. (FOTO : Antara/Bayu Pratama S)
Warga Dayak Meratus membuat kerajinan anyaman Lanjung (tas pembawa hasil panen) di lokasi perumahan Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Dusun Danau Canting, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Kamis (9/9/2021). Lanjung merupakan salah satu kerajinan anyaman bambu para perempuan dayak yang mulai dijual sebagai cinderamata kepada pengunjung yang datang ke lokasi perumahan KAT mulai harga Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per buah tergantung ukurannya. (FOTO : Antara/Bayu Pratama S)
Seorang warga Dayak Meratus membawa kerajinan anyaman Lanjung (tas pembawa hasil panen) di kepalanya di lokasi perumahan Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Dusun Danau Canting, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Kamis (9/9/2021). Lanjung merupakan salah satu kerajinan anyaman bambu para perempuan dayak yang mulai dijual sebagai cinderamata kepada pengunjung yang datang ke lokasi perumahan KAT mulai harga Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per buah tergantung ukurannya. (FOTO : Antara/Bayu Pratama S)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,HULU SUNGAI TENGAH -- Warga Dayak Meratus membuat kerajinan anyaman Lanjung (tas pembawa hasil panen) di lokasi perumahan Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Dusun Danau Canting, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Kamis (9/9/2021).
Lanjung merupakan salah satu kerajinan anyaman bambu para perempuan dayak yang mulai dijual sebagai cinderamata kepada pengunjung yang datang ke lokasi perumahan KAT mulai harga Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per buah tergantung ukurannya.
sumber : Antara
Advertisement