REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, mengungkapkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) akan menjadi harapan baru bagi Indonesia untuk meningkatkan prestasi olahraga. Menpora menyebut Indonesia telah mengukir sejarah baru dengan Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden sebagai payung hukum untuk pelaksanaan DBON.
''Ini menjadi penanda bahwa hari ini telah lahir harapan baru untuk prestasi olahraga Indonesia,'' kata Zainudin Amali saat memberikan sambutan dalam acara peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38 di Gelanggang Olahraga POPKI, Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (9/9).
Dalam sambutan virtual pada acara perayaan Haornas ke-38, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa perayaan Haornas tahun ini hadir dengan catatan prestasi membanggakan atas raihan medali di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Presiden secara resmi juga menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 26 tahun 2021 tentang DBON bertepatan dengan peringatan Haornas ke-38 pada Kamis (9/9).
Menpora melanjutkan bahwa DBON merupakan jawaban atas arahan atau perintah dari Presiden Joko Widodo pada peringatan Haornas ke-37 pada tahun lalu. Dalam arahannya, Jokowi meminta agar pola pembinaan olahraga prestasi nasional dievaluasi total.
Zainudin menjelaskan DBON nantinya akan mengatur dari hulu ke hilir keolahragaan nasional, mulai dari pembinaan atlet hingga berujung pada prestasi olahraga di tingkat Olimpiade dan Paralimpiade.
Menurut dia, sudah 76 tahun Indonesia merdeka, namun belum memiliki desain olahraga. Atlet yang didapatkan selama ini by accident atau ditemukan secara tidak sengaja.
Melalui DBON, ia mengibaratkan seperti pabrik untuk mempersiapkan atlet, mulai dari lapisan lapisan bawah hingga elite. Dengan begitu, ketika atlet senior sudah pensiun, maka akan ada penggantinya, dan ini dilakukan secara terus menerus.
Terdapat 14 cabang olahraga di Olimpiade yang menjadi prioritas, yaitu atletik, bulu tangkis, panjat tebing, senam artistik, angkat besi, balap sepeda, panahan, menembak, renang, dayung, karate, taekwondo, wushu dan pencak silat. Selain itu, ada pula lima cabang olahraga prioritas untuk Paralimpiade, yakni para-bulu tangkis, para-powerlifting, para renang, para-tenis meja dan para-atletik.